Bioteknologi Dampak Terhadap Bidang Kesehatan, Lingkungan dan Etika Moral

Bioteknologi Dampak Terhadap Bidang Kesehatan, Lingkungan dan Etika Moral
  • Dampak Terhadap Bidang Kesehatan
Bukti - bukti yang ada menunjukan bahwa makanan, minuman, ataupun produk bioteknologi yang lain dapat menimbulkan dampak yang kurang baik. Contohnya, seperti matinya 31 orang pengguna insulin hasil rekayasa di Inggris.

Susu dari sapi yang disuntik dengan BGH, diduga mengandung materi kimia yang mempunyai potenis berbahaya bagi kesehatan manusia. Dampak - dampak yang dikhawatirkan akibat tanaman transgenik terhadap manusia, antara lain sebagai berikut.

- Kemungkinan dapat menimbulkan keracunan
- Kemungkinan menimbulkan alergi
- Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia menjadi tahan terhadap antibiotik
- Kemungkinan adanya perbedaan nutrisi dan komposisi

b. Dampak Terhadap Bidang Lingkungan

Bioteknologi Dampak Terhadap Bidang Kesehatan, Lingkungan dan Etika Moral

Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat menghasilkan pencernaan biologi. Pencernaan biologi stersebut, kemungkinan menghasilkan varietas atau spesies baru yang dapat mengganggu keseimbangan biologis yang sudah ada di alam.

Karena organisme produks rekayasa atau lebih dikenal dengan nama GMOs (genetically modifies organisms), perubahan genotipnya bukan merupakan rancangan alam yang sesuai dengan kebutuhan dinamika populasi, tetapi lebih menjurus kepada kebutuhan atau keinginan manusia saja. Dampak yang lain, antara lain sebagai berikut.
  • Menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
  • Megangggu ekosistem, seperti menurunkan jumlah populasi yang ada di alam, perubahan dalam siklus alam dan interaski sesama mereka.
  • Terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain
  • Penurunan terhadap keragaman genetis.
  • Kemungkinan timbulnya biotipe baru serangga hama baru.
  • Dampak Terhadap Bidang Etika dan Moral
Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit diterima oleh masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat, bahwa pemindahan gen dari satu organisme ke organisme lain adalah tidak etis.

90 %  orang Amerika menentang pemindahan gen manusia ke hewan, dan 75% menentang pemindahan gen dari satu spesies ke spesies lainya. Beberapa tanaman transgenik yang tidak berlabel, juga akan menimbulkan konsekuensi tertentu bagi manusia.

Untuk mencegah dampak negatif bioteknologi pada masa yang akan datang, tentu diperlukan adanya instrumen atau perangkat yang dapat memberikan jaminan dan keselamatan umat manusia dan organisme lainya serta lingkungan. Untuk tujuan tersebut, diperlukan adanya undang - undang mengenai bioetika, peraturan pelaksanaan penelitian, pengkajian hasil produksi, dan dampaknya terhadap organisme serta lingkungan.

Sebagai contoh peraturan keamanan hayati dan keamanan pangan dinegara Amerika Serikat, Asutralia dan Malaysia. Di AMerika Serikat, tanaman transgenik yang mengandung gen ketahanan terhadao herbisida ditangani oleh suatu Environmental Protection Agency (EPA) dan Animal Plant Health Inspection Service (APHIS) di bawah United States Department og Agriculture (USDA(.

Sedangkan untuk keamanan pangan ditangani oleh suatu badan, yaitu food and Drug Administration (FDA). Di Asutralia, keamnan oangan dan produk rekayasa genetika ditanganioleh suatu komite yang disebut Genetic Manipulation Advisory Commite (GMAC), di bawah Minister of Science and Technology. Di Malayisa, hal yang sama ditangani oleh komite yang disebut Jawatan kuasa Penasehat Mengenai Pengubahusaian yang sama dnegan GMAC di Asutralia.

Peraturan di Indonesuaada dibawah komisi Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan (KKHKP) yang dibentuk untuk membantu Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan serta Perkebunan, serta Menteri Kesehatan yang bertugas memberi rekomendasi pemanfaatan PPHRG atau Produk Pertanian Hasil Rakayasa dan Genetik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel