Habitat Air tawar dan Air Laut | Biogeografi Berbagi Bioma Didunia
Habitat Air tawar dan Air Laut | Biogeografi Berbagi Bioma Didunia - 1. Habitat Air Tawar - Dalam setiap bioma darat (terrestrial) terdapat pula berbagai komunitas air tawar yang hidup baik dalam bioma air tawar yang tenang maupun yang mengalir. Temperatur dan tersedianya air merupakan penentu utama tentang dimana komunitas air dapat hidup.
Karena cahaya matahari hanya menembus ke kedalaman air tertentu, maka cahaya matahari memberikan suatu stratifikasi vertical di dalam danau atau kolam, seperti yang terjadi pada hutan. Kehidupan yang tersubur terdapat pada zona fotik, dimana cahaya matahari menembus.
Di bawah lapisan zona afotik yang gelap. Jadi terdapat pembatasan pada tempat dimana produsen fotosintetik (ototrof) dapat hidup di danau yang dalam. Apakah di zona afotik terdapat konsumen? Ada ikan yang hidup di dasar danau yang dalam, dan lumpur di dasar danau dipenuhi oleh organisme dekomposer.
Produsen utama di bioma air tawar adalah tumbuhan hijau mikroskopik, terutama alga dan fitoplankton. Hewan – hewan kecil utama yang hidup di bioma air tawar adalah zooplankton (konsumen).
Kegiatan fotosintesis dari tumbuhan yang besar dan fitoplankton serta adanya saling pertukaran antara air dan atmosfernya menyebabkan konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air menjadi tinggi mendekati konsentrasi oksigen di permukaan air walaupun isi oksigen dalam air tidak sebanyak isi oksigen di udara.
Sebaliknya peningkatan oksigen, cahaya matahari, temperatur dan makanan dipermukaan air dapat berarti lebih banyak jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup. Ciri habitat air tawar adalah salinitasnya (kadar garam) rendah, bahkan lebih rendah daripada kadar garam di dalam tubuh suatu organisme.
Adanya aliran air merupakan ciri kedua. Ciri ketiga adalah habitat ini dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, meskipun pengaruh cuaca tidak sebesar pengaruh pada habitat darat. Dalam hal ini danau yang besar dan dalam merupakan perkecualian.
Secara fisik dan biologis, habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Sepanjang perjalanan evolusi, di antara keturunan organisme laut yang mengalami perpindahan ke lingkungan air tawar, ada beberapa yang beradaptasi terhadap lingkungan payau, yaitu dimuara – muara sungai.
Ada pula yang sepanjang hidupnya mengalami perpindahan pulang balik, ke laut dan ke air tawar seperti misalnya ikan salem dan ikan sidat. Ada yang terus menyesuaikan diri pada air tawar, bahkan terus menjadi organisme darat. Ada pula yang menyesuaikan diri untuk hidup di antara air tawar dan darat, yaitu pada daerah – daerah tepi sungai dan kolam atau tempat lembap, misalnya lumut dan katak.
Meskipun banyak tumbuhan biji dalam komunitas air tawar, seperti misalnya teratai, eceng gondok dan lain – lain, tetapi gang – gang merupakan komunitas terbanyak yang hidup dalam air tawar, misalnya diatomeae, ganggang biru, ganggang hijau dan berbagai fitoplankton.
Bagaimanakah penyesuaian terhadap aliran air? Tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar atau alat semacam akar yang dapat melekat pada dasar sungai. Penyesuaian diri hewan adalah dengan alat pelekat atau mempunyai otot kuat sehingga dapat hidup sebagai nekton, misalnya ikan dan katak.
Plankton yang terdiri atas fitoplankton (produsen) dan zooplankton (konsumne) dapat berpindah tempat karena pengaruh aliran air. Neuston adalah hewan air yang berenang atau istirahat di permukaan air. Bentos adalah organisme merayap dan melekat di dasar atau pada lumpur/endapan di dasar danau atau kolam.
Secara fisik, bioma air terdiri atas 3 daerah yaitu:
- Daerah litoral, merupakan daerah yang dangkal, sehingga cahaya matahari masih dapat menembus sampai ke dasar. Organisme yang hidup di daerah ini antara lain tumbuhan berakar, cacing, udang dan plankton.
- Daerah limnetik, merupakan daerah air yang terbuka dan cahaya matahari masih bisa menembus sampai ke dasar. Organisme yang hidup di daerah ini antara lain adalah nekton, neuston dan plankton.
- Daerah profundal, merupakan daerah dasar air yang dalam dan cahaya matahari tidak dapat menembus sampai ke dasar.
2. Habitat Air Laut
Habitat air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi (± 70%). Ciri khas air laut adalah mempunyai kadar mineral yang tinggi. Ion yang terbanyak terdapat dalam air laut adalah C1⁺ (55%). Namun kadar garam di laut tidak sama, da yang tinggi (seperti di daerah tropic), dan ada yang rendah (seperti di daerah – daerah yang jauh dari ekuator). Mengapa demikian?
Laut di daerah tropis mempunyai kadar garam yang tinggi disebabkan oleh temperatur yang tinggi dan penguapan air laut yang besar. Kadar garam yang terendah terdapat d laut Baltic (0,7%), jadi lebih rendah daripada kadar kadar garam dalam darah manusia (0,9 %). Kadar garam, yang tertinggi terdapat di laut merah (4 %). Kadar garam yang tinggi ini memberikan pengaruh pada keseimbangan air dari organisme yang hidup di laut.
Hewan- hewan dan tumbuhan rendah yang hidup dilaut memang telah sesuai, karena tekanan osmosis dalam sel tubuhnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingkat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis yang jauh lebih rendah dari pada tekanan osmosis air laut?
Daerah laut yang berlangsung berbatasan dengan darat, disebut daerah litoral. Di daerah pantai terdapat lingkungan yang kas pula, disebabkan adanya pasang surut. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai lebih berarti untuk daerah ini, dibandingkan dengan daerah laut lainya.
Lebih jauh kearah laut lagi dari daerah litoral, yang mempunyai pengaruh pada lingkungan laut hanyalah radiasi matahari. Daerah yang paling atas, (permukaan laut) mempunyai perubahan temperatur yang juga sesuai dengan musim.
Untuk laut yang letaknya di daerah yang mengalami musim dingin dan panas, perbedaan temperatur karena musim bisa mencapai 25⁰C, walaupun umumnya perbedaan temperatur di laut itu hanyalah 5⁰C. Di daerah permukaan inilah terutama terjadi fotosintesis. Mengapa demikian?
Temperatur air yang tinggi di permukaan laut menyebabkan air permukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya yang temperaturnya lebih rendah. Ini disebabkan karena air yang temperaturnya lebih rendah. Ini disebabkan karena air yang temperaturnya lebih tinggi mempunyai massa jenis yang lebih kecil.
Batas dar kedua lapisan air itu disebut termoklin. Apakah akibat dari perbedaan yang besar dari temperatur antara air permukaan dengan air dibawahnya? Cahaya matahari mempunyai daya tembus yang terbatas ke dalam air laut.
Namun demikian, batas yang jelas tidak terdapat. Laut makin dalam makin gelap sampai akhirnya gelap sama sekali. Sampai berapa dalam cahaya matahari dapat menembus air? Hal ini tergantung pada kejernihan air laut dan letak geografi laut tersebut.
Daerah yang gelap sama sekali yang tidak tertembus oleh cahaya matahari dinamakan zona afotik, dan daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari disebut zona fotik. Zona fotik ini kedalamanya berkisar antara 10 – 200m.
Daerah fotik yang terdalam terletak di daerah tropis dan yang terdangkal di daerah kutub utara atau selatan. Mengapa demikian? Daerah twilight adalah daerah kedalaman yang masih tertembus cahaya matahari secara remang – remang dan tidak efektif. Kedalamanya antara 200 – 2000m.
Pengaruh lain dari cahaya matahari terhadap kehidupan air laut, adalah bahwa plankton pada siang hari turun dari permukaan ke zona fotik yang tidak terlalu terang, sedang pada malam hari mereka naik lagi dan tersebar rata di daerah permukaan.
Karena pada siang hari plankton turun dari permukaan air ikanpun turut turun ke daerah plankton tersebut. Akibatnya pada siang hari sedikit sekali terdapat ikan pada air permukaan. Dapatkah kamu terangkan mengapa para nelayan mengambil ikan pada malam hari?
Hubungan antara organisme dengan lingkungan dalam air menyebabkan terjadinya cara hidup yang sesuai dengan lingkunganya. Dalam air ada organisme yang melayang – layang terbawa air, atau turun naik sesuai dengan intensitas cahaya.
Organisme demikian disebut plankton. Ada pula yang berenang, pergi dengan aktif kemana dia kehendaki, organisme demikian disebut nekton yang terutama terdiri atas ikan. Organisme yang melekat atau merangkak – rangkak di dasar laut, disebut bentos.
Secara fisik, habitat air laut dapat dibagi dalam beberapa daerah. Yang perbatasan dengan darat disebut daerah litoral, kebanyakan organisme yang hidup didaerah tersebut sebagai bentos. Mengapa plankton dan nekton kurang sesuai untuk daerah ini? Lebih jauh lagi kearah laut dari daerah litoral, terdapat daerah neritik, yaitu daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasarnya.
Di daerah ini plankton, nekton dan bentos dapat hidup dengan bak. Lebih jauh lagi adalah daerah batial dan absial yang secara vertical dibagi tiga, adalah daerah atas yang dapat ditembus cahaya matahari, daerah bawah yang gelap dan dasar laut.
Daerah di laut yang belum banyak diketahui adalah daerah afotik yang gelap sepanjang masa. Di daerah yang gelap tersebut tidak dapat terjadi fotosintesis. Suatu ekosistem tidak akan terbentuk bila tidak ada produsenya. Tetapi kenyataanya di daerah laut dalam terdapat juga makhluk hidup. Selain bakteri dan mungkin fungi, komunitas yang ada hanya hewan saja.
Perbatasan antara laut dengan darat, telah diuraikan di muka, merupakan daerah pasang surut. Karena hempasan gelombang dan hembusan angina maka pasir dari pantai membentuk suatu gundukan kearah darat.
Setelah gundukan pasir ini biasanya terdapat hutan, yang dinamakan hutan pantai. Tumbuhan yang hidup di daerah pantai harus menyesuaikan diri pada hempasan gelombang. Biasanya tumbuhan menjalar dengan geragih yang panjangnya sampai 40m, dan berakar pena yang panjang dan besar.
Vegetasi di daerah ini disebut formasi pes-caprae, karena tumbuhan Ipomoea pes –caprae merupakan tumbuhan yang paling menyolok. Jadi formasi adalah suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya, dan diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang terlihat menyolok yang terdapat di daerah itu.
Tumbuhan lain yang hidup di daerah adalah vigna, spinifex littoreus (rumput angina) Canavalia maritima dan Euphorbia atoto. Kemudian lebih keatas lagi dari garis air pasang, tumbuh Pandanus tectorius (pandan), Crinum asaticum (bakung) dan Scaevola frutescens (babakoan).
Tumbuh – tumbuhan ini merupakan permulaan dari hutan pantai, yang karena adanya pohon Barringtonia yang khas untuk hutan ini, disebut formasi barringtonia. Tumbuhan yang ada di formasi baringtonia ini antara lain: Callophylum, Hernandia, Erythrina, Thespesia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia, Pemphis, Guettarda dan Wedelia. Tetapi kadang – kadang hutan pantai ini terdiri atas pohon Casuarina.
Di daerah pasang surut sendiri, dapat terbentuk hutan, yaitu hutan bakau. Keadaan tanah hutan bakau ini menentukan tumbuhan apa yang dapat hidup di sana. Dalam hutan bakau yang dasarnya tediri atas lumpur, tumbuhan yang khas ada di sana adalah Rhizopora, Avicennia, Acanthus, Cerbera, Bruguiera dan Ceriops.
Untuk hutan bakau yang dasarnya pasir koral, tumbuhan yang khas adalah: Sonneratia alba. Kemudian di daerah – daerah hutan bakau yang tidak terlalu basah terdapat pohon – pohon: Lumnizera, Xylocarpus, Aegiceras dan Heritiera.
Semua pohon di daerah hutan bakau ini punya akar yang khas. Ada yang berakar hawa seperti ada Avicennia dan Sonneratia, ada pula yang berakar jangkar untuk menahan pengaruh pasang surut. Pohon yang paling menyolok terdapat di daerah hutan bakau ini adalah Acanthus, Acrostichum dan Nypa.
Hutan bakau biasanya sangat sukar ditempuh manusia, karena banyaknya akar dan dasarnya terdiri atas lumpur.
Daftar istilah penting:
Biogeografi Evolusi konvergen zona afotik
Biogegrafi ekologi Preadaptasi zona batial
Biogeografi sejarah Taiga zona fotik
Bioma tundra zona litoral
Ekosistem zona abisal zona neritic
Endenisme