Pemanfaatan Mikroorganisme Produk Protein Makanan Dan Minuman Bioteknologi

Pemanfaatan Mikroorganisme Produk Protein Makanan Dan Minuman Bioteknologi - Mikroorganisme berperan penting dalam bioteknologi tradisional maupun modern. Mengapa demikian? Beberapa alasan yang menyebabkan mikroorganisme berperan penting dalam bioteknologi, yaitu pertumbuhan mikroorganisme yang santa cepat, mudah dimodifikasi, mengandung protein tinggi, mudah ditumbuhkan pada berbagai media, dan tidak membutuhkan katalis atau reaktan dari luar.

Mikroorganisme dalam bidang pangan, dapat dimanfaatkan untuk membuat produk - produk makanan maupun minuman yang bernilai tinggi untuk kebutuhan hidup manusia termasuk di dalamnya SCP (single cell protein).

Selain itu, mikroorganisme juga dapat dimanfatkan untuk menghasilkan bahan - bahan obat seperti antibiotika (penisilin, strptomisin, tetrasiklin), antibodi, interferon dan vaksin. Bahkan beberapa mikroorganisme dapat dimanfaatkan dalam industri, seperti untuk menghasilkan biogas (metan, metanol, amonia, energi listrik) dalam penyediaan pakan ternak, maupun sebagai pembasmi hama (biological control).
  • Mikroorganisme untuk produksi Protein
Protein sel tunggal atau SCP (single cell protein) adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Mikroba ini mempunyai masa pergantian generasi cukup singkat dan mempunyai kadar protein hingga 80%, jauh lebih tinggi dari kadar protein kedelai maupun ragi. Beberapa mikroorganisme yang efektif pembuatan SCP, antara lain sebagai berikut :

a. Methylophylus Methylophylus  yang ditumbuhkan pada metanol dan tropina, berasal dari khamir yang ditumbuhkan pada media minyak bumi maupun dari zat sisa pembuangan daging, kertas, buangan sisa pertanian dan kehutanan. SCP ini biasa digunakan untuk makanan ternak, supaya hewan ternak mampu menghasilkan susu dan daging berkualitas tinggi.

b. Mikroprotein atau SCP yang dikembangkan khusus untuk manusia berasal dari Fusarium yang biasa ditumbuh kembangkan pada media karbohidrat dari tepung gandum dan kentang. Mikroprotein ini mengandung nutrien bernilai gizi tinggi, yaitu kurang 45% protein dan 13% lemak.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan bioteknologi mikroprotein untuk menghasilkan SCP tersebut adalah memerlukan biaya tinggi, tenaga operator terlatih, masalah operasi yang aseptif dan adanya keraguan tentang bahaya atau tidaknya SCP untuk tubuh manusia.

c. Mikroorganisme lain yang dapat menghasilkan SCP adalah Saccharimyces cerevisiase dan Candila utilis. Organisme ini dapat dibiakan dalam skala besar. Protein yang dihasilkanya kurang baik bagi manusia, sebab mengandung asam nukleat SCP yang cukup tinggi, sedangkan tubuh kita tidak mempunyai enzim yang memetabolisirnya. Penggunaan ragi langsung sebagai sumber pangan akan menimbulkan pengguna ringan, misalnya encok.
  • Mikroorganisme Untuk Pembuatan Makanan dan Minuman
a. Keju
Keju bahan utamanya adalah dadih yang dipisahkan dari air dadih atau whey. Dadih dibuat dari protein kasein, yang umumnya terbentuk karena aktivitas enzim renin dan dibantu oleh kondisi asam yang timbul karena aktivitas bakteri asam laktat. Bakteri yang dibiakan pada media keju menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang akan memeberikan suasana asam. Disamping itu, bakteri juga akan memberikan cita rasa khas serta bau harum (aroma) kepada semua produks dari susu tersebut. Makin lama masa inkubasinya, makin tinggi keasamanya dan makin tajam cita rasanya.

b.Yoghurt
Yoghurt yang banyak kita jumpai ditoko - too. dibuat dari susu dengan kadar lemak rendah yang sebagian airnya telah diuapkan. Untuk meningkatkan keasamanya, susu kental yang terbentuk ditanami dengan kultur Streptococcus thermophillus, sedangkan untuk meningkatkan cita rasa dan aroma ditanami Lactobacillus bulgaris.

Pemanfaatan Mikroorganisme Produk Protein Makanan Dan Minuman Bioteknologi

Fermentasi oleh  Lactobacillus bulgaris berlangsung pada substrat yang bertemperatur 40 derajat celcius selama beberapa jam. Pada kondisi temperatur tersebut, Lactobacillus bulgaris masih mungkin tumbuh dan berkembang. Untuk menjaga cita rasa, aroma dan asam maka perlu dijaga keseimbangan antara kedua jenis mikroorganisme tersebut.

c. Roti dan Kecap
Dalam pembuatan roti, adonan roti akan ditanami ragi. Ragi merupakan kultur spora dari suatu jenis jamur Saccharomyces cerevisiase. Spora jamur tersebut akan tumbuh dan memfermentasi yang berlangsung di dalam aerob ini akan mendorong produksi karbon.

Pembuatan kecap memerlukan jamur aspergillus aryzae. Jamur ini dibiakan dalam kulit gandum terlebih dahulu. Selanjutnya, bersama - sama bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang sudah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah melalui fermentasi karbohidrat yang cukup lama maka dihasilkan kecap.

Beberapa jenis mikroba yang digunakan untuk mengubah bahan makanan menjadi bentuk lain, antara lain sebagai berikut :

a. Rhizopus aligospora untuk membuat tempe dengan substrat kedelai
b. Neuspora sitophila untuk membuat oncom dengan substrat kacang tanah
c. Saccharomyces cerevisiae untuk membuat tape dengan substrat ketan, singkong atau ubi kayu.
d. Acetobacter xylinum, untuk membuat nata de coco dengan substrat air kelapa.

d. Alkohol
Hampir semua pembuatan minuman beralkhohol, seperti bir, ale dan anggur memerlukan jasa baik miroorganisme. Bir dan ale dibuat dari tepung biji padi - padian yang difermentasi oleh ragi. Ragi tidak dapat menggunakan tepung secara langsung, sehingga tepung tersebut diubah terlebih dahulu menjadi glukosa atau maltosa. Selanjutnya, glukosa dan maltosa difermentasi menjadi etanol dan karbon.

Dalam proses pembuatn minuman keras berkadar beralkohol tinggi, seperti vodka, wiski dan rum, karbohidrat dari biji padi- padian, kentang dan sirup atau tetes gula difermentasi menghasilkan alkohol. Selanjutnya, alkohol ini disuling untuk menghasilkan minuman berkadar alkohol tinggi.

Minuman anggur atau wine dapat dibuat dari buah anggur maupun dari buah lain. Karena buah anggur mengandung gula maka langsung dapat difermentasikan oleh ragi. Selain buah anggur, untuk meningkatkan produksi alkohol wine perlu ditambahkan gula. Tahapan proses pembuatan anggur setelah menjadi wine, minuman ini harus diuji terlebih dahulu sehingga tidak dapat dikonsumsi langsung.

Buah anggur yang bersifat asam mengandung asam malat yang tinggi. Untuk menurunkan kadarnya, proses pembuatan anggur perlu ditambahkan bakteri asam laktat yang akan memfermentasi asam malat menjadi asam laktat yang lemah.

Peristiwa pengubahan asam malat menjadi asam laktat disebut fermentasi malolaktat. Melalui peristiwa ini, anggur dihasilkan akan sedikit asam dan baik cita rasanya. Jika minuman anggur dibiarkan terbuka terkena udara bebas maka bakteri aerob akan tumbuh dan mengasamkan anggur karena terjadi pengubahan etanol menjadi asam cuka.

e. Cuka
Bahan dasar asam cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi anaerob oleh ragi. Oleh  bakteri asam asetat, seperti acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam asetat.

Pemanfaatan Mikroorganisme Produk Protein Makanan Dan Minuman Bioteknologi

Banyaknya bahan makanan yang diubah melalui proses fermentasi, menghasilkan variasi makanan dan minuman.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel