Biogeografi Sejarah | Ekologi dan Habitat Pulau Penyebaran Organisme Di Bumi

Biogeografi Sejarah | Ekologi dan Habitat Pulau Penyebaran Organisme Di Bumi - Benua – benua telah terpisah cukup lama untuk evolusi menghasilkan banyak spesies, genus dan family yang endemic (ditemukan hanya di lokasinya) pada masing – masing benua. Australia telah terpisah lama dan paling nyata dar semua benua dalam biotanya. 

Amerika Selatan adalah benua berikutnya yang paling nyata dan jelas yang telah terisolasi dari semua benua lainya selama hampir 60 juta tahun. Amerika Utara dan Eurasia telah menjadi satu selama sejarah bumi, dan biotanya sangat serupa. 

Perbedaan – perbedaan antara benua – benua juga ditopang oleh sawar (rintangan) topografi dan iklim. Afrika terisolasi dari Eropa dan Asia oleh luas permukaan padang pasir. India dan bagian – bagian Asia sebelah selatan yang lain terisolasi dari Asia sebelah utara oleh pegunungan Himalaya. 

Di Amerika Utara, hutan – hutan sebelah timur dan barat dipisahkan oleh padang rumput yang luas dan selang waktu yang cukup lama dan hewan – hewan daerah atau tanah berutan ditunjukan oleh spesies- spesies yang berbeda tetapi erat hubunganya dalam dua daerah tersebut. 

Sejarah benua masa silam yang berhubungan satu sama lain telah menghasilkan evolusi biota khusus pada masing – masing benua. Biota ini membentuk landasan untuk pembagian dunia ke dalam daerah – daerah biogeografi utama. 

Biogeografi Sejarah | Ekologi dan Habitat Pulau Penyebaran Organisme Di Bumi

Daerah – daerah biogeografi di dunia dengan beberapa organisme yang khas. 

1. Australia

Australia, Tasmania, New guinra, New Zealand dan Kepulauan di lautan Pasifik, misalnya: semua Monotremata, Kebanyakan Marsupial (mamalia tidak berplasenta, kecuali kelelawar dan hewan pengerat), burung kaswari, burung cenderawasaih, kebanyakan burung Kakatua, ikan paru – paru Australia dan burung kiwi.

2. Oriental 

Asia dibagian selatan Himalaya: India, Ceylon, Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Filipina. Misalnya: siamang, orang- utan, gajah India, badak, unggas hutan dan burung merak. 

3. Ethiopia

Afrika yang meliputi gurun pasir sahara, madagaskar dan pulau – pulau yang berdekatan. Misalnya Gorila, simpanse, gajah Afrika, badak, singa, kuda nil dan badak sungai, kuda zebra, jerapah, kebanyakan kijang bertanduk, ayam mutiara dan burung unta.

4. Neotropik

Amerika Selatan dan Tengah, dataran rendah Meksiko dan Hindia Barat, Misalnya: kungkang, armadillo, marmot dan sebagainya, kelelawar pengisap darah, dan kebanyakan burung kolibri.

5.  Nearktik

Amerika utara dari dataran tinggi meksiko ke kepulauan arktik dan Greenland, misalnya: kambing pegunungan, kijang bertanduk cabang, kaibu dan tikus air. 

6. Palearktik

Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran, dan Afrika bagian utara dari Sahara, misalnya: landak, babi hutan dan rusa kecil. 

Dengan perkecualian Asutralia, daerah – daerah ini pada saat sekarang tidak dipisahkan oleh kesenjangan air. Kekhususanya disebabkan sebagian besar pada masa lalu, dan pada saat sekarang ditopang sebagian oleh sawar iklim dan topografik. Beberapa organisme yang khas dari masing -masing daerah biogeografi. 

Meskipun ada rintangan – rintangan ini terhadap penyebaran, tetapi telah ada pertukaran organisme yang utama antara benua – benua. Beberapa merupakan bukti dari distribusi takson saat sekarang, tetapi lainya diungkapkan hanya karena adanya bukti fosil. Misalnya, kuda dan unta, keduanya berkembang di Amerika Utara, tetapi menjadi punah di sana. 

Kelompok hewan ini mempertahankan kelangsungan hidupnya hanya karena beberapa anggota menyebar ke benua lain. Kuda mempertahankan kelangsungan hidupnya sekarang di daerah liar di Afrika dan Asia, sedangkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya di Amerika Selatan, Afrika dan Asia. 

Untuk kelompok – kelompok seperti burung yang mempunyai catatan fosil sangat sedikit, cara saling pertukaran fauna diduga berasal dari distribusi spesies saat sekarang, tetapi hal ini sebagai contoh kuda dan unta sering membawa kekeliruan.

Selama sejarah kehidupan, lautan telah berada dalam kontak yang terus – menerus. Tambahan lagi, sesama filum hewan laut berkembang lama sebelum benua berpisah dalam era akhir Paleozoic- era permulaan Mesozic, sehingga semuanya hampir mempunyai distribusi ke seluruh bagian dunia pada saat sekarang. 

Beberapa taksa dibatasi oleh panas dan lainya mempunyai sebagian besar spesies hidup di air yang lebih dingin, tetapi daerah – daerah biogeografi laut tidak dirumuskan dengan baik seperti daerah – daerah biogeografi darat. 

Biota daerah pantai adalah lebih spesifik satu sama lain dibanding dengan biota dari daerah air yang terbuka. Adanya bagian – bagian klasifikasi untuk organisme laut terutama didasarkan pada spesies – spesies di air dangkal. 

Pulau – pulau di lautan yang terpencil tidak merupakan bagian dari setiap daerah biogeografi yang utama, walaupun mereka telah menerima kebanyakan penghuninya dari salah satu daerah – daerah biogeografi tersebut. 

Sangat sedikit spesies mencapai pulau – pulau ini dan komunitas ekologi yang mengembangkan mereka sangatlah unik, dimana pulau - pulau tersebut diperlakukan paling baik secara terpisah. Karena sedikitnya tumbuhan mencapai pulau – pulau terpencil, struktur komunitas tumbuhanya biasanya sangat berbeda dari tumbuhan yang terdapat di daerah daratan induk. 

Pulau St. Helena yang terletak di tengah antara Afrika dan Amerika selatan pertama – tama dihuni oleh tumbuhan perdu dari bunga matahari yang tumbuh secara lambat. Beberapa dari bentuk permulaan mengalami perkembangan berurutan menjadi pohon. Pada saat sekarang St. Helena mempunyai hutan yang tidak menyerupai hutan – hutan dari setiap tempat lain di bumi. 


Pohon di pulau St. Helena

Hewan - hewan juga mengalami radiasi adaptif yang tidak biasa bila penguin baru mencapai pulau– pulau yang terpencil dimana sebagian kecil spesies ada. Burung pengisap madu dari Hawai mungkin berasal dari seekor burung yang menyerupai burung finch yang mendiami pulau – pulau masa silam. 

Kemudian, sampai sekarang Hawai kekurangan burung finch, burung beo, burung platuk dan burung kolbri, dan nenek moyang burung penghisap madu yang mengalami radiasi menjadi spesies yang secara ekologi berfungsi sebagai anggota kelompok yang beraneka ragam.

Burung pelauk Hemingnathus wilsoni mematuk kayu (mati) dengan rahang bawah yang keras dan mengambil insekta dengan paruh atas yang tajam. Pseudonestar xenophrys mencabik kayu (mati) dengan paruh seperti burung beo, mengekstrasi larva lebah yang hampir sama dengan beberapa burung beo di Asutralia. 



Sebagai akibat dari pengrusakan hutan dan pengenalan spesies asing, sejumlah burung pengisap madu yang asli dari hawai telah musnah dan spesies yang tinggal sangat jarang.

2. Biogeografi Ekologi

Biota dari suatu daerah terdiri atas sejumlah spesies yang berbeda dalam karakteristik ekologi, distribusi dan kelimpahan/jumlahnya. Dalam setiap daerah biografi, spesies – spesies yang berbeda berada di lokasi dan habitat yang berbeda – beda. Tetapi, sangat jarang bahwa batas – batas distribusi dari spesies – spesies yang berbeda serupa. 

Spesies biasanya keluar dan masuk secara bebas dari satu daerah ke daerah lainya melewati suatu daerah biogeografi. 

Hal ini menunjukan bahwa batas – batas dari perpindahan spesies adalah akibat dari banyaknya interaksi faktor – faktor biologik dan fisik, dan arena itu faktor – faktor yang paling penting berbeda di antara spesies. Tetapi, kadang – kadang satu spesies secara kasar menempati lagi daerah lain bersama – sama dengan beberapa gradient lingkungan. 

Pola distribusi semacam ini sering disebabkan oleh kompetisi kekhasan yang kuat. Contohnya, pohon cemara (Pinus sabiniana) mencapai batas ketinggian teratas kurang lebih pada tahun 840 m pada lerengan barat dari Sierra Nevada di California. Pinus sabiniana ini secara kasar diganti oleh pohon cemara (Pinus Sabiniana) dalam mentoleransi lingkungan fisik tetapi ditunjukan oleh kenyataan yang paling besar dan kecepatan tumbuh yang palng tinggi, sangat dekat batasnya dengan Pinus ponderosa. 

Dua daerah biogeografi dapat mempunyai kesuburan spesies yang serupa pada satu ukuran tetapi sangat berbeda satu dengan lainya. Contonya, komunitas burung di Laut Tengah, tumbuhan di California, Chili dan Afrika selatan mempunyai sejumlah spesies yang serupa pada tingkat local, tetapi spesies berubah bersama gradient vegetasi yang paling cepat di Afrika dan yang paling lambat di Chili. 

Umumnya Chili miskin spesies burung, yang terisolasi dari Amerika selatan oleh pegunungan Andes yang tinggi sepanjang seluruh perbatasan bagian timur dan oleh padang pasir Atacama yang sangat kering ke sebelah utara. 

Spesies burung tersebut yang telah berusaha mencapai Chili terjadi dalam sebaran yang lebih luas dari bentuk- bentuk vegetasi dibanding dengan spesies burung di California dan Afrika Selatan, di mana faunanya lebih kaya dalam spesies dan tidak ada sawar pada penyebaran burung ke daerah dari daerah daratan luas yang berbatasan. 

Kesuburan spesies dari setiap daerah merupakan hasil dari suatu keseimbangan dinamik antara jumlah spesies baru yang datang dan jumlah spesies yang punah. Daftar spesies yang ada di tanah daratan yang mungkin dapat menyerbu pulau disebut ‘pool spesies”. 

Koloni – koloni pertama untuk mencapai pulau harus mewakili spesies baru karena belum ada spesies itu di pulau harus mewakili spesies baru karena belum ada spesies itu di pulau tersebut. Saat jumlah spesies di suatu pulau meningkat, suatu fraksi yang lebih besar dari imigran menjadi milik spesies yang telah ada, sehingga bila jumlah spesies yang sama tiba seperti sebelumnya, kecepatan tiba spesies – spesies baru menurun sampai mencapai nol(zero), yaitu bila pulau mengandung semua spesies di pool. 

Kedatangan organisme baru pada suatu pulau dapat meliputi predator yang menyebabkan kepunahan spesies lain. Hasilnya adalah bahwa jumlah spesies yang menjadi punah per unit waktu meningkat sesuai dengan jumlah spesies yang ada di pulau. 

Karena kecepatan imigrasi menurun sedangkan kecepatan kepunahan meningkat dengan jumlah spesies yang seimbang akan dicapai. 

Bila terdapat lebih banyak spesies daripada jumlah keseimbanganya, maka kepunahan akan melampaui imigrasi, dan kesuburan spesies akan menurun. Bila terdapat jumlah spesies lebih sedikit daripada jumlah keseimbanganya, maka imigrasi akan melampui kepunahan dan kesuburan spesies akan meningkat. Jadi keseimbangan secara relative akan stabil. 

Keseimbangan spesies semacam ini diistilahkan sebagai dinamik, karena walaupun kesuburan spesies secara relative tetap konstan, komposisi spesies berubah sebagai spesies baru pengganti spesies – spesies yang punah. Imigrasi dan kepunahan merupakan kejadian yang berlangsung terus. 

Teori umum tidak memprediksi spesies mana akan tiba dan spesies mana akan punah. Hal ini akan memprediksi jumlah spesies yang seimbang, bila kecepatan imigrasi dan kepunahan diketahui. 

3. Habitat Pulau 

Pulau – pulau yang lebih terisolasi akan mempunyai sejumlah keseimbangan spesies yang lebih kecil daripada pulau – pulau yang serupa dengan ukuran yang sama, terutama karena suatu penurunan substansi dari kecepatan imigrasi. 

Teori dan contoh yang telah dikembangkan di atas diambil dari suatu kepulauan, dimana air merupakan rintangan untuk penyebaran spesies. Daerah daratan induk adalah penuh dengan berbagai habitat pulau. 

Bagi spesies – spesies yang hidup pada salah satu dari habitat – habitat ini, maka daerah – daerah yang merintangi mungkin hanya sebagai ketidakesesuaian bila mereka tertutup oleh air. Kita dapat menerapkan macam teori yang sama pada kesuburan spesies pada “pulau – pulau daratan induk”, yaitu mengenali bahwa dalam banyak hal daerah – daerah penghalang, walaupun tidak sesuai/cocok untuk penghunian yang tetap, namun dapat memungkinkan suatu persinggahan singkat yang tidak mungkin bagi kebanyakan penyebar antar pulau. 

Oleh karena itu kecepatan imigrasi adalah lebih tinggi untuk sebagian besar habitat pulau di dekat benua daripada kecepatan imigrasi bagi pulau – pulau dengan ukuran yang sama. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel