Biogeografi | Penyebaran Organisme di Bumi
Biogeografi | Penyebaran Organisme di Bumi - Para pakar biogeografi ekologi dan sejarah mempelajari distribusi organisme masa silam dan masa sekarang untuk menentukan mengapa spesies terdapat di daerah – daerah tertentu. Distribusi organisme telah dipengaruhi secara kuat oleh posisi benua – benua terdahului dan juga oleh sawar (rintangan) masa sekarang sampai ke penyebaranya.
Sejumlah spesies dalam suatu daerah merupakan hasil dari keseimbangan antara imigrasi spesies baru dan kepunahan spesies yang telah ada. Daerah tropic mengandung lebih banyak spesies taksonomi (system klasifikasi khususnya dalam dunia tumbuhan dan hewan) daripada di daerah iklim sedang atau daerah – daerah arktik.
Demikian pula pulau – pulau mengandung jauh lebih sedikit spesies dibandingkan dengan benua – benua. Sebagian besar bioma bumi berasal dari bentuk – bentuk iklim tertentu yang mempengaruhi produktivitas ekologi, bentuk – bentuk kehidupan tumbuhan dan interaksi antarspesies.
Mengapa singa yang pada suatu saat bergerak dari Afrika ke India, dan harimau yang bergerak dari Iran ke Siberia, tidak memperluas gerakanya mencakup seluruh Afrika dan Asia atau bahkan seluruh bagian bumi? Mengapa tikus besar dan tikus kecil (family: Muridae) dan katak umum (family Ranidae) dan ular kolubrid (family Solubridae) menyebar hampir ke seluruh bagian bumi, sedangkan pada waktu yang sama kelompok – kelompok lain, seperti badak (familui Rhinocerotidae) dan tapir (family Tapiridae), pada suatu saat sedang mengalami kemunduran dari penyebaran yang luas menjadi berada di daerah – daerah tropic yang sangat terbatas?
Pertanyaan ini merupakan focus perhatian biogeografi, yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.
Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan atau bentuk benua – benua dan hubungan ekologi masa lalu dan masa sekarang, serta semua interaksi satu sama lainya. Karena kompleksitas hubungan ini, maka pakar biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini.
Biogeografi sejarah menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok – kelompok organisme. Dari mana mereka berasal? Bagaimana mereka menyebar? Bagaimanakah distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan kepada kita tentang sejarahnya masa lalu?
Biogeografi ekologi memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainya serta untuk memahami bagaimana hubungan – hubungan ini mempengaruhi di mana spesies dan takson yang lebih luas ditemukan pada masa sekarang. Integrasi dan subdisiplin ilmu biogeografi ini adalah esensial untuk pengertian yang utuh tentang distribusi geografik organisme.
Biogeografi ekologi memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainya serta untuk memahami bagaimana hubungan – hubungan ini mempengaruhi di mana spesies dan takson yang lebih luas ditemukan pada masa sekarang. Integrasi dari subdisiplin ilmu biogeografi ini adalah esensial untuk pengertian yang utuh tentang distribusi geografik organisme.
Pada era permulaan Mesozoic, ketika semua benua masih sangat berdekatan satu sama lain, perpindahan terrestrial (daratan) antara mereka secara relative mudah, dan kebanyakan filum dan kelas berbagai organisme mungkin terdapat di semua benua.
Banyak kelompok organisme terrestrial, yang meliputi insekta, ikan air tawar, dan katak, telah mengalami perkembangan sebelum benua – benua berpisah, dan distribusi yang agak terpisah – pisah dari beberapa organisme ini pada masa sekarang mungkin berasal dari nenek moyangnya di Pangaea.
Distribusi ikan paru - paru
- Distribusi fosil ikan paru – paru ditunjukan oleh titik – titik hitam, yang meliputi seluruh dunia.
- Suatu pengujian terhadap distribusi modern (daerah berwarna) dapat menyaranakan bahwa ikan paru – paru mengalami evolusi (perkembangan) di “Gonwanaland” sebelum benua terpecah. Hipotesis ini dibuat oleh adanya bukti fosil yang lebih konsisten dengan sedikit ikan paru – paru di mana ikan paru – paru berkembang sebelum terpecahnya Pangaea.
Akan tetapi, mendekati akhir era Mesozoic, kurang lebih 65 juta tahun yang lalu, sebagian besar benua telah terpisah dan menjauhkan diri satu sama lain. Amerika Utara dan Eurasia masih dihubungkan melalui Greenland, dan Asutralia dan Antartika masih bersatu. Amerika Selatan dan Afrika telah terpisah belum lama, dan kesenjangan antara mereka secara perlahan – lahan meluas selama Era Mesozoic.
Iklim dunia telah berubah karena siklus gletser yang berulang – ulang, dan yang terakhir kembali kurang dari 10.000 tahun yang lalu. Pada puncak gletser Pleistocene, kurang lebih 15.000 tahun yang lalu, daerah – daerah luas dari bagian dunia sebelah utara tertutup es, lajur iklim menghantar kearah ekuator, temperature turun sebesar 5⁰C di daerah tropik dataran rendah, dan permukaan laut turun kurang lebih 100 m karena sebagian besar air menjadi es.
Cakupan organisme hidup masih mengalami perubahan akibat kembalinya aliran es (gletser) yang terakhir, dan tak ada alasan yang menyakinkan untuk dipercaya bahwa kemajuan es yang erbaru adalah yang terakhir.
Kita masih hidup dalam periode gletser. Iklim Pleistocene berubah dan kelengkapan data – data fosil selama periode ini memberikan kesempatan baik untuk studi tentang perubahan – perubahan pada distribusi tumbuhan dan hewan, dan bagaimana merespons perubahan – perubahan iklim.