Kelas Sporoza: Ungkapan Laveran Dan Grassi Siklus Hidup Plasmodium
Kelas Sporoza: Ungkapan Laveran Dan Grassi Siklus Hidup Plasmodium - Kelas Sporozoa - Plasodium sejak lama mengganggu kesehatan manusia di daerah tropik dan seubtropik. Berkat ketekunanya, Laveran dan Grassi berhasil mengungkapkan siklus hidup Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria.
Plasmodium ini mempunyai fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh manusia, sedangkan fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk marga Anopheles.
Bersamaan dengan ludah anopheles betina sebagai vektor (pembawa) masuklah sporozoit ke dalam darah manusia. Sporozoit menyerang sel darah merah, kemudian berbiak secara vegetatid menjadi merozoit. Pembiakan ini disebut sporulasi.
Pada sporulasi ini satu nukleus membelah berulang - ulang dan diikuti oleh pembagian - pembagian sitoplasma sehingga bagian - bagian sitoplasma menyelubungi masing - masing nukleus anak yang banyak jumlahnya itu.
Merozoit menyerang sel - sel darah merah baru dan berulanglah pembiakan secara vegetatif lagi. Setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang - ulang, diantara merozoit - merozoit yang telah bersarang di dalam sel darah merah itu ada yang berubah menjadi sek kelamin (gametosit).
Gametosit jantan kita sebut mikrogametosit bentuknya kecil memanjang. Gametosit betina kita sebut makrogametosit. Makrogametosit berbentuk bulat dan lagi pula jauh kebih besar daripada mikrogametosit.
Jika gametosit terisap oleh nyamuk anopheles betina, terjadilah pertumbuhan menjadi mikroorgamet dan makrogamet. Perkawinan antara makrogamet dan mikrogamet menghasilkan zigot. Zigot membentuk gelembung (ookinet) di dalam dinding usus nyamuk.
Perkembangan selanjutnya adalah bahwa inti ookinet membelah menjadi banyak bagian, kemudian masing - masing bagian membungkus diri dengan sedikit protoplasma dan terjadilah sporozoit baru.
Sporozoit baru ini meninggalkan gelembung dan menyebar di dalam alat pencernaan nyamuk diantaranya ada yang sampai di kelenjar ludah. Jika nyamuk sporozoit ini menusuk manusia, dapatlah terjadi infeksi. Dengan demikian mulailah fase vegetatif Plasmodium di dalam tubuh manusia.
Tidak sama Plasmodium mempunyai waktu sporulasi yang sama. Ada macam Plasmodium yang merozoitnya tiap 1 sampai 2 kali 24 jam mengadakan sporulasi. Plasmodium semacam ini kita sebut Plasmodium falciparum dan penyakit malaria tropika.
Plasmodium yang mengadakan sporulasi tiap 2 x 24 jam disebut Plasmodium vivax; inilah penyebab malaria tertiana. Plasmodium yang mengadakan sporulasi tiap 3 x 24 jamdisebut Plasmodium malariae; inilah penyebab penyakit malaria kuartana.
Pada waktu sporulasi itu naiklah suhu badan penderita. Mudah dipahami bahwa penyerangan sporozoit terhadap sel darah ini menyebabkan penderita kekurangan darah merah.
Malaria sangat mengurangi daya kerja penderita. Untuklah di Indonesia penyakit ini sudah berkurang beerkat pembertantsan malaria secara intensif. Pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama dengan membasmi vektor (pembawa penyakit), dalam hal ini nyamuk.
Pemberantasan nyamuk dilakukan dengan berbagai cara pula, diantaranya adalah secara kimia dengan insektisida. Pemberantasan nyamuk dengan menggunakan heewan lain (misalnya, cecak) disebut Pemberantasan secara biologi.
Cara yang kedua adalah pemberantasan malaria yang telah hinggap pada manusia penderita. Ini dapat dilakukan dengan atebrin atau dengan kolokrin dan lain - lainya lagi. Pengobatan secara tradisional dilakukan dengan kina (kinin).
Selain manusia, burungpun dapat kejangkitan plasmodium. Kita tidak tahu sampai seberapa jauh burung - burung menderita penyakit itu.