Mikroorganisme: Jenis Dan Bentuk - Bentuk Bakteri
Mikroorganisme: Jenis Dan Bentuk - Bentuk Bakteri - Bakteri adalah makhluk bersel satu yang kita golongkan sebagai tumbuhan tidak berklorofil dan berbiak secara vegetatif dengan membelah diri. Apa yang dinyatakan dalam kalimat ini tidaklah berlaku mutlak. Pada umumnya kita katakan bakteri tidak berklorofil, tetapi kita mengenal beberapa jenis yang mempunyai pigmen serupa klorofil.
Lagi pula, pembiakan bakteri itu tidak semata - mata secara vegetatif saja, kadang terjadi juga pembiakan secara juga pembiakan secara generatif, yaitu dengan konjugasi. Konjugasi adalah "perkawinan" antara dua individu yang masing - masing belum dapat dibedakan jenis kelaminya. Peristiwa konjugasi akan kita jumpai pada jamur, alga dan protozoa.
Bakteri terdapat dimana - mana, baik didarat maupun di air tawar dan air laut. Bahkan, di udara pun sampai beberapa ratus meter di atas permukaan tanah yang berdebu, masih dapat kita temukan bakteri.
Di antara jenis bakteri ada yang dapat hidup sendiri, tidak tergantung pada kehidupan makhluk lain; bakteri yang demikian itu kita sebut bakteri autotrof. Sebaliknya, banyak juga yang hidupnya sangat tergantung pada makhluk lain; bakteri yang demikian ini kita sebut bakteri heterotrof.
Diantara bakteri ada yang kemo-autotrof adapula yang foro-autotrof. Bakteri kemo-autotrof dapat hidup dari zat anorganik melulu tanpa memerlukan cahaya; sebagai contoh adalah bakteri belerang, bakteri besi, bakteri nitrogen, bakteri nitrat. Bakteri foto-autotrof hidup dari zat anorganik juga, tetapi memerlukan cahaya sebagai sumber energi untuk mengadakan sintesis: contoh untuk ini adalah bakteri ungu dan bakteri hijau.
Dengan pigmen bakteri purpurin atau bakterioklorofil, bakteri yang dikemukakan terakhir ini dapat mengadakan fotosintesis.
Dalam hubunganya dengan cara bakteri memperoleh energi, dapat juga diadakan pembedaan antara bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob memerlukan oksigen bebas untuk hidupnya; contohnya adalah bakteri nitrit seperti nitrosococcus dari bakteri nitrat seperti nitrobacter.
Bakteri ini mampu memperoleh energi dengan menngoksidasikan amonia (NH3) menjadi senyawa nitrit (HNO2) dan nitrat (HNO3). Nitrat adalah senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tiap tumbuhan.
Bakteri anaerob justru tidak dapat hidup jika ada oksigen. Bakteri ini memperoleh energi dengan cara mereduksi senyawa yang sudah jadi. Proses ini dilakukan oleh bakteri denitrifikan. yaitu bakteri yang menguraikan nitrat menjadi amonia. Contoh untuk ini adalah Micrococcus denitrificans.
Sebelum kita menyebut sifat fisiologi bakteri lebih lanjut dan perananya dalam kehidupan manusia, marilah kita bicarakan keanekaragaman bentuk bakteri lebih dahulu.
Bakteri dapat dilihat dengan mikroskop biasa meskipun harus menggunakan pembesaran yang setinggi-tingginya, yaitu kira - kira 1.000 kali. Besar bakteri diukur dengan mikron. Ukuran bakteri adalah 0,5 sampai beberapa ratus mikron.
Bentuk bakteri itu tetap; dinding sel pada umumnya terdiri dari suatu polisakarida kadang berselubung lapisan lendir. Bakteri tidak mempunyai inti seperti yang kita dapati pada sel hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Inti bakteri disebut prokarion karen bahan inti tidak terkumpul dalam suatu wadah yang berdinding.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu golongan:
a. Basil (Bacillus= batang), yaitu bakteri yang bentuknya memanjang.
b. Kokus (Coccus=bola), yaitu bakteri yang bentuknya bulat.
c. Spiril (Spirillum=spiral), yaitu bakteri yang bengkok-bengkok.
Menurut pengelompokanya, basil ada yang tunggal, ada yang dua - dua (diplobasil), ada pula yang bersambung - sambungan (streptobasil). Kokus dapat pula bagi-bagi berdasarkan pengelompokanya. Kita mengenal bentuk diplokokus, streptokokus, tetrakokus (empat-empat), stafilokokus (serupa seuntai buah anggur), dan sarsina (serupa kubus). Tentang spiril tidak ada pengelompokan lebih lanjut.
Basil dan spiril dapat mempunyai flagel (bulu sambuk) sebanyak satu atau lebih. Flagel itu suatu benang yang terdiri dari protoplasma dan berguna sebagai alat gerak.
Banyak bakteri, terutama yang berbentuk basil, dapat membentuk endospora terbentuk apabila keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Dalam bentuk biasa banyal bakteri mati pada suhu 50° C. Akan tetapi, dalam bentuk endospora bakteri dapat tahan panas hingga 80°C atau bahkan lebih.
Bila keadaan lingkungan baik kembali, endospora tumbuh menjadi bakteri biasa.
Dalam sistematik lama bakteri-bakteri itu dimasukan ke dalam kelas Schizomycetes dari divisi Thallophyta. Dalam salah satu cara klasifikasi baru bakteri dijadikan divisi tersendiri, yaitu Schizomycetes. Ada juga orang yang menyebut divisi pertama dalam sistematik tumbuhan itu divisi protophyta dan bakteri serta alga biru masuk ke dalam divisi protophyta ini.
Golongan bakteri yang oleh banyak ahli dipandang sebagai jembatan antara golongan bakteri dengan golongan jamur. Jembatanitu berupa bakteri yang bentuknya seperti benang - benang (hifa) pada jamur yaitu Actinomycetes.
Diantara Actinomycetes ini ada lawan dan ada pula yang menjadi kawan bagi manusia. Mycobacterium merupakan lawan karena bersifat patogen dan menyebabkan penyakit tbc, lepra dan sebagainya, tetapi Streptomycetes adalah kawan karena menghasilkan antibiotik streptomisin.
Mengenai Spirochaeta ada pendapat bahwa golongan ini lebih sesuai untuk diklasifikasikan sebagai protozoa. Spirochaeta banyak yang patogen bagi ternak dan manusia. Penyakit frambusia (puru) dan penyakit kelamin spilis disebabkan oleh mikroorganisme golongan Spirochaeta.