Percobaan W.L Johannsen Pengelompokan dan Seleksi Pada Tanaman

Percobaan W.L Johannsen Pengelompokan dan Seleksi Pada Tanaman - Percobaan dimulai dengan suatu hibrid jagung yang biji - bijinya mengandung kadar minyak 4,7%. Biji - biji yang dihasilkan, kemudian dikelompokan berdasarkan tanda - tanda yang menunjukan sifat - sifat berikut:  

a. Kadar protein yang tinggi.
b. Kadar protein yang rendah.
c. Kadar minyak yang tinggi
d. Kadar minyak yang rendah. 

Keempat kelompok biji tersebut kemudian ditanam ditempat bidang tanah kondisinya sama. Untuk percobaan berikutnya ditempuh cara berikut: Dari kelompok a, selalu dipilih biji - biji dengan tanda menunjukan kadar protein yang terendah. Dari c, yang menunjukan kadar minyak tertinggi, dan dari d yang menunjukan kadar minyak terendah. 

Seleksi tersebut dilakukan dari generasi ke generasi untuk mendapatkan suatu varitas dengan sifat - sifat yang demikian:

a. Varitas jagung yang banyak mengandung kadar proteinya.
b. Varitas jagung yang rendah kadar proteinya.
c. Varitas jagung yang tinggi kadar minyaknya.
d. Varitas jagung yang rendah kadar minyaknya. 

Bila percobaan itu diteruskan, barulah dalam generasi ke 35 diperoleh varietas - varietas dengan sifat - sifat seperti yang ditujukan di atas. Di bawah ini adalah suatu grafik yang menunjukan perubahan - perubahan kadar minyak dari generasi ke generasi. 

Percobaan W.L Johannsen Pengelompokan dan Seleksi Pada Tanaman

Grafik menunjukan bahwa percobaan dimulai dengan biji jagung yang berkadar minyak 4,7%. Setelah 50 generasi kelompok jagung yang satu menunjukan kenaikan kadar minyak hingga 15,4 %, sedangkan yang satu lagi menunjukan penurunan kadar minyak yaitu hingga 1,0%. 

Hasil percobaan ini menunjukan perbedaan yang jelas dari percobaan yang dilakukan oleh Johannsen. Pada percobaan Johannsen tidak memperlihatkan adanya perubahan sifat, walaupun percobaan itu dilanjutkan berulang kali, sedangkan pada jagung ternyata memperlihatkan hasil yang berbeda. 

Seleksi pada jagung memperlihatkan pengaruh yang efektif, dan masih terus memperlihatkan adanya perubahan sifat walaupun sampai 40 hingga 50 generasi. Bagaimanakah kita dapat menerangkan sebab - sebab adanya perbedaan antara percobaan Johannsen dengan percobaan jagung yang diselenggarakan oleh kelompok ahli - ahli pertanian di atas? 

Pada kacang dapat mengadakan pembuahan sendiri, bahkan apabila tidak ada faktor lain yang menghalang - halangi terjadinya pembuahan sendiri, umumnya pembuahan itu berlangsung secara pembuahan sendiri. Oleh karena itu sifat - sifat pada kacang akan lebih banyak terdapat genotip yang homozigot dari pada heterozigot. 

Terjadinya penyerbukan sendiri pada jagung sangat kecil sekali kemungkinanya. Mengapa? itulah sebabnya rekombinasi gen pada setiap generasi akan selalu terjadi. 

Percobaan yang dilakukan oleh ahli - ahli pertanian dari Universitas Illinois itu cukup menggambarkan kepada kita bahwa rekombinasi gen - gen yang diakibatkan oleh adanya perkawinan silang merupakan suatu bahan mentah evolusi, karena melalui rekombinasi gen ini memungkinkan adanya varitas baru.


Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel