Rekombinasi Dan Seleksi Percobaan W.L. Johannsen Terhadap Biji Kacang

Rekombinasi Dan Seleksi  Percobaan W.L. Johannsen Terhadap Biji Kacang - Telah diketahui bahwa rekombinasi genetik adalah satu mekanisme yang penting untuk terjadinya evolusi. Rekombinasi genetik berlangsung melalui perkawinan. Itulah sebabnya hubungan seksual merupakan hal yang penting dalam proses evolusi.

Di bawah ini ada dua percobaan yang hasilnya menunjukan perbedaan, sedangkan kedua percobaan itu dikerjakan menurut prinsip - prinsip yang sama.

Dalam tahun 1905, W.L. Johannsen mengadakan percobaan berikut: Dari sejumlah biji - biji kacang yang biasa di jual orang di pasar ia memilih biji - biji kacang yang terbesar dan yang terkecil. Kedua kelompok biji tersebut kemudian ditanam pada dua bidang tanah yang sama kondisinya.

Rekombinasi Dan Seleksi  Percobaan W.L. Johannsen Terhadap Biji - Biji Kacang

Tanaman yang berasal dari kelompok A (biji kecil) menghasilkan biji dengan ukuran rata - rata yang lebih kecil dari pada biji - biji tanaman yang berasal dari kelompok B (biji besar). 

Selanjutnya Johannsen memilih lagi biji - biji kacang yang terbesar dan terkecil dari kelompok A, dan demikian juga dari kelompok B. Dengan demikian ada empat kelompok biji yang akan di tanam, dan kita sebut saja kelompok A1, A2, B1 dan B2. 

Keempat kelompok biji kacang itu ditanam di empat, bidang tanah yang sama kondisinya. Ternyata bahwa biji hasil kelompok A, mempunyai ukuran rata - rata yang sama dengan hasil kelompok A2. 

Demikian pula bila kita bandingkan hasil kelompok B, dengan hasil kelompok B2. Bila percobaan itu diteruskan hasilnya tetap sama seperti diuraikan di atas. 

Dari hasil percobaan itu Johannsen mengambil kesimpulan bahwa seleksi alam dan pengaruh lingkungan tidak berpengaruh kepada proses terjadinya varietas baru. Karena kacang berbiji besar selalu menghasilkan keturunan dengan sifat - sifat yang sama dengan induknya, dan demikian juga kacang - kacang yang berbiji kecil. 

Pendapat Johannsesn ini banyak dianut oleh ahli - ahli gentika pada waktu itu, sehingga dalam tahun 1905 hingga 1930 masalah seleksi alam tidak begitu banyak mendapat perhatian. Mereka memandang bahwa seleksi alam itu tidak begitu penting perananya di dalam evolusi. 

Di samping W.L Johannsen, dalam tahun 1895 sekelompok ahli - ahli pertanian Universitas Illinois juga mengadakan percobaan untuk mencari jawaban mengenai masalah sampai berapa generasikah  akan terjadi perubahan genotip dari sesuatu species hingga diperoleh generasi yang mempunyai sifat - sifat yang tetap? 

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel