Luka Bakar Pada Kulit Dan Transplantasi
Luka Bakar Pada Kulit Dan Transplantasi - Luka Bakar merupakan akibat dari pendarahan pada kulit karena panas, radiasi, sengatan listrik atau elektrik dan senyawa kimia tertentu yang iritatif. Luka bakat pada kulit digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu luka bakar parsial atau luka bakar kulit kategori pertama, dan ketiga.
Luka bakar kulit kategori pertama, jika kerusakan kulit terjadi pada lapisan epidermism, misalnya disebabkan oleh radiasi sinar matahari sehingga kulit tampak kemerahan disebut eritrema.
Luka bakar kulit kategori kedua, jika kerusakan kulit terjadi lapisan epidermis dan beberapa lapisan dermis. Sementara, luka bakar dengan ketebalan penuh, jika kerusakan kulitnya mulai dari lapisan epidermis, dermis hingga subkutan.
Ujung - ujung saraf, pembuluh darah, dan komponen dermis lainya mengalami kerusakan. Luka bakar kulit kategori tiga tidak dapat mengalami penyembuhan sendiri.
Di Amerika Serikat, sekitar 10.000 orang meninggal akibat kebakaran kulit. Jika kebakaran kulit terjadi sampai 20% atau lebih dari seluruh permukaan tubuh akan sangat berbahaya sebab, kulit memiliki beberapa fungsi penting antara lain untuk keseimbangan cairan dan elektrolit, termoregulasi atau pengaturan suhu, dan proteksi terhadap kekeringan, serta infeksi bakteri patogen.
Oleh karena kebakaran kulit kategori tiga tidak dapat mengalami penyembuhan sendiri, maka biasanya dilakukan operasi pengambilan jaringan kulit yang rusak.
Transplantasi kulit dapat dilakukan terhadap lapisan epidermis dan sebagian kecil dermis atau lapisan epidermis dengan lapisan dermis. Melalui terapi penggantian cairan, metode pengontrolan (grafting), pasien muda yang mengalami kebakaran kulit sampai 80 % dapat disembuhkan hingga 50%.
Teknik transplantasi kulit melibatkan kultur jaringan sel. Sel - sel jaringan epidermis yang sehat, melalui teknik khusus diambil kemudian dikultur secara "in Vivo" di laboratarium.
Dalam beberapa waktu, sel - sel lapisan germinativum akan membelah dan menghasilkan sel - sel lapisan epidermis. Sel - sel hasil kultur inilah yang digunakan untuk transplantasi pada area jaringan kulit yang terbakar.
Akan tetapi, yang masih menjadi perdebatan para ahli sampai saat ini adalah tentang kekuatan dan fleksibilitas kulit hasil perbaikan.