Teori Asal Usul Kehidupan 'Generatio Spontanea'
Teori Asal Usul Kehidupan "Generatio Spontanea" - Jika orang bertanya "Dari manakah asal kehidupan itu?", kita dapat secara tegas memberikan jawabanya. Masalah ini sudah ada sejak lama menjadi bahan pemikiran orang. Banyak teori telah dikemukakan, akan tetapi tidak ada jawaban terakhir yang dapat diterima oleh semua ahli.
Aristoteles, seorang ahli pikir bangsa Yunani yang hidup di antara 384 - 322 Sebelum Masehi, mengemukakan suatu teori yang dikenal dengan teori generatio Spontanea atau teori abiogenesis.
Teori Generatio Spontanea
Menurut Aristoteles makhluk hidup berasal dari benda mati. Timbulnya secara spontan, karena pengaruh gaya hidup. Pendapat Aristoteles ini kemudian dikenal sebagai teori generatio spontanea. Teori ini telah mempengaruhi pikiran orang pada waktu itu. Ada yang sependapat ada yang tidak. Hampir dua ribu tahun lamanya teori ini menjadi bahan pertentangan pendapat.
Pada akhir abad ke - 17 Antonie Van Leeuwenhoek, berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop buatanya melihat adanya jasad renik yang hidup dan bergerak - gerak dalam setetes air rendaman jerami yang diperiksanya. Penemuanya yang bersejarah ini membangkitkan kembali ingatan orang akan teori generatio Spontanea.
Mereka yang sependapat dengan teori itu menunjuk kenyataan yang telah dilaporkan oleh Antonie Van Leeuwenhoek sebagai bukti yang mendukung kebenaran teori generatio Spontanea. Mereka berpendapat bahwa dari jerami, suatu benda mati, dapat timbul kehidupan.
Diantara orang - orang yang mempermasalahkan teori itu terdapat seorang ahli Ilmu Pengetahuan Alam yang patut dipuji karena sikapnya. Ia bersikap kritis dan tidak segera menerima kebenaran suatu pendapat tanpa mengujinya lebih dahulu. Orang itu adalah Francesco Redi berkebangsaan Italia. Pada akhir abad ke-17 Francesco Redi melakukan suatu eksperimen untuk menguji kebenaran teori generatio Spontanea.
Eksperimen yang dilakukanya sangat sederhana. Tujuanya untuk membuktikan apakah benar pendapat orang bahwa dari sekerat daging dapat timbul biadi atau tempayak lalat. Ia melakukan eksperimen sebagai berikut:
Untuk eksperimen itu digunakan dua kerat daging. Sebelum eksperimen dua kerat daging dibersihkan lebih dahulu, kemudian dipanaskan dengan air mendidih sehingga steril. Keratan daging pertama diletakan di dalam stoples yang mulutnya terbuka. Keratan daging kedua diletakan di dalam stoples yang mulutnya tertutup.
Kedua stoples itu kemudian dibiarkan beberapa hari ambil diamati perubahan - perubahan yang terjadi.
Setelah beberapa hari lamanya pada keratan daging yang ditempatkan di dalam toples terbuka ditemukan tempayak lalat, sedangkan pada keratan daging yang ditempatkan dalam stoples tertutup tidak ditemukan tempayak.
Dari eksperimen ini Redi berkesimpulan bahwa tempayak yang timbul pada keratan daging di dalam stoples yang terbuka disebabkan oleh telur - telur lalat yang menetas. Lalat dapat masuk ke dalam stoples dan meletakan telur - telurnya diatas keratan daging yang ditempatkan di dalam stoples itu. Pada keratan daging yang ditempatkan di dalam stoples tertutup tidak timbul biadi, karena lalat tidak dapat masuk dan bertelur di atas keratan daging itu.
Sejak Eksperimen Redi pandangan orang terhadap teori generatio Spontanea mulai Goyah.