Albinisma atau Sifat Albino Pada Manusia

Albinisma atau Sifat Albino Pada Manusia - Albinisma Sepasang suami istri yang berkulit putih normal, tidak terduga - duga melahirkan bayi albino. Sifat albino dapat dijelaskan sebagai faktor resesif yang dikandung oleh kedua orang tua si bayi dalam alela heterozigot. 

Albinisma atau Sifat Albino Pada Manusia

Faktor - faktor resesif yang tertutup oleh faktor dominan, tidak muncul pada kedua orangtua, tetapi bertemu pada pembentukan zigot, dan munculah faktor resesif dalam keadaan homozigot sebagai gejala albino. 

Sifat albino ditentukan oleh tidak adanya faktor pigmen yang resesif. Kalau kita rumuskan faktor pigmen sebagai P (berpigmen) dan p (tidak berpigmen), maka kedua orang tua itu berumus Pp dan Pp, Seperti yang telah dibahas sebelumnya. Kemungkinan perbandingan keturunanya akan berumus PP: Pp: Pp: pp = 1:1:1:1. 

Karena P dominan terhadap p, maka fenotip antara yang berpigmen dan albino adalah 3: 1. Ini berarti adanya 1/1 kemungkinan keturunanya akan berfaktor pp. Kalau sel sperma dari ayah ovum dari ibu kebetulan berfaktor p kedua - duanya setelah pembuahan terbentuklah zigot yang berfaktor pp, da ini memperlihatkan gejala albinisme. 

Sesuatu hal yang perlu dicatat adalah bahwa faktor P ini adalah faktor alela ganda yang terletak dalam beberapa lokus, Jadi mungkin faktor itu berumus: PpPpPpPp....atau PPPPPppp dan seterunya. 

Karena itu kemungkinan terbentuknya homozigot pppppppp adalah amat kecil. Sebab bila terjadi misalnya individu heterozigot Pppppppp individu ini sudah berpigmen, dan tidak bule. Banyak sedikitnya pigmen pada kulit bervariasi.


Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel