Perkembangan Teori Evolusi dan Perjalanan Darwin ke Pulau Galapogas

Perkembangan Teori Evolusi dan Perjalanan Darwin ke Pulau Galapogas - Disamping Darwin, ada juga ahli - ahli lain yang telah mengemukakan gagasan - gagasan mengenai evolusi, misalnya: Lamarck, Buffon dan kakek Darwin sendiri Erasmus Darwin. Karena kurangnya fakta - fakta untuk mendukung gagasan - gagasanya maka bukan merekalah yang dianggap sebagai pencipta teori evolusi. 
Bagaimanakah teori Darwin berkembang, sehingga menjadi dasar yang sangat penting bagi pemuliaan tumbuhan maupun hewan untuk kepentingan hidup manusia, marilah kita pelajari dengan seksama. 

Perkembangan Teori Evolusi dan Perjalanan Darwin ke Pulau Galapogas

Perjalanan Darwin ke Pulau Galapogas

Charles Robert Darwin, adalah seorang cendikiawan yang berkembang keras. Ayahnya berkata: " Darwin adalah seorang siswa yang tidak punya gairah kecuali berburu, memelihara anjing dan menangkap tikus". 

Orang tuanya mengharapkan agar ia menjadi dokter. Tetapi Darwin tidak menghiraukan keinginan orang tuanya. Baginya kuliah kedokteran merupakan pekerjaan yang menjemukan, apalagi bila ia harus menghadiri operasi. Oleh karena itu ia tidak lama kemudian meninggalkan Universitas Edinburg, Scotlandia. 

Atas anjuran orang tuanya, kemudian Darwin mengikuti kuliah kependitaan di Universitas Cambridge. Disinipun baginya kuliah - kuliha itu sama menjemukanya dengan kuliah - kuliah sebelumnya. Tak mengherankan apabila waktunya selama ia di Universitas itu lebih banyak dipergunakan untuk berburu, mengumpulkan bermacam - macam kumbang dan memimpikan perjalanan keliling dunia. 

Pada suatu saat ketika ia masih ada di Universitas tersebut, ia mendapat tawaran dari Henslow seorang ahlu botani untuk mengikuti ekspedisi angkatan laut Inggris. Tawara ini sangat menaraik hati Darwin sekalipun ia tidak akan mendapat gaji selama ekspedisi yang memakan waktu lima tahun. 

Rupanya untuk Darwin bukan soal gaji yang penting, tetapi pekerjaan penelitian selama keliling dunia itulah yang menggiurkanya. Pada tanggal 27 Desember 1831 dalam usia 22 tahun, Darwin berlayar dengan kapal Beagle dari pelabuhan Plymouth menuju ke lautan bebas. 

Pada akhir tahun 1835 kapal penjelajah H.M.S Beagle sampai di kepulauan Galapogas, kira - kira 900 km. dari pantai barat Ekuador, Amerika Selatan. Kepulauan ini terletak di ekuator, tanahnya berasal dari batu - batuan gunung berapi. 

Dari keadaan tanahnya dapat diambol kesimpulan bahwa pulau ini tidak pernah berhubungan dengan daratan Amerika Selatan. Bagian - bagian pantai yang curam mempunyai tebing - tebing terdiri atas tanah - tanah lava yang berwarna kelabu, sesangkan pada pantai - pantai yang landai penuh ditumbuhi dengan kaktus dan semak - semak yang berduri. Dataran tingginya mempunyai tanah berwarna hitam dan udara lembab serta penuh dengan pepohonan yang tinggi. 

Di salah satu kepulauan itu ditemukan banyak jenis - jenis hewan. Salah satu diantaranya yang tak pernah ditemukan di tempat lain adalah kura - kura raksasa yang beratnya dapat mencapai kira - kira 250kg dan umurnya dapat mencapai kira - kira 200 sampai 250 tahun. 

Galapogas adalah bahasa Spanyol yang berarti kura - kura. Itulah sebabnya kepulauan yang penuh dengan kura - kura itu diberi nama kepulauan Galapogas. 

Setelah mengadakan pengamatan yang teliti, Darwin menemukan tidak kurang dari 85 macam burung di kepulauan ini. Yang paling menarik bagi Darwin yaitu burung - burung Finch. Burung - burung ini mempunyai paruh yang bentuk dan ukuranya berbeda - beda. Tampaknya burung - burung ini ada hubunganya dengan burung sejenis di daratan Amerika Selatan. 

Tetapi bagaimanakah kita dapat menerangkan bahwa burung - burung itu berasal dari daratan tersebut. Dan bagaimana kita dapat menerangkan bahwa sebenarnya burung - burung yang beranekaragam itu berasal dari satu keturunan? Mungkin oleh karena sesuatu sebab burung - burung finch dari Amerika Selatan itu berimigrasi ke pulau - pulau Galapogas. 

Disinilah burung - burung itu menemui lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan hidup nenek moyangnya. Telah kita ketahui bahwa semua makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk berkembang biak. Burung inipun dipulau Galapogas berkemabng biak. Populasinya bertambah sehingga akhirnya di seluruh kepulauan Galapogas dapat ditemukan burung finch.  

Pulau ini mempunyai lingkungan beranekaragam. Burung yang mempunyai sifat - sifat yang sesuai dengan lingkunganya, akan hidup terus dan yang tidak sesuai akan mati. Karena hidup dalam lingkungan yang berbeda itu jenis burung finch yang berasal dari daratan Amerika Selatan akhirnya menghasilkan 14 spesies burung finch. 

Antara ke 14 spesies burung finch tersebut terdapat perbedaan mengenai ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubunganya dengan jenis makanan. Enam diantara spesies - spesies ini memounyai paruh yang kuat dan tebal, khusus untuk memecahkan biji - bijian yang terdapat di tanah. 

Burung - burung finch lainya mempunyai paruh - paruh yang lurus sesuai dengan fungsinya untuk menghisap madu bunga - bunga kaktus. Burung - burung tersebut diatas merupakan burung - brung yang mencari makananya di tanah. Spesies lainya yaitu yang mencari makananya di pohon - pohon. Mereka mempunyai paruh yang tebal, lurus dan mempunyai lidah yang pendek. Ini adalah sifat khas dari burung - brung pematuk, pencari mangsa di pohon - pohon dengan cara mematuk - matuk. 

Burung - burung pencari makanan dipermukaan tanah termasuk jenis Camarhynnchus, sedangkan burung pencari makan di pohon - pohon adalah jenis Geospiza. Perbedaan - perbedaan yang khas di antara burung - burung finch yang aneh itu merupakan suatu masalah biologi. Pertanyaan Darwin selanjutnya, apakah masalah biologi ada hubunganya dengan masalah geologi?

Pada akhir tahun 1830, Charles Lyell, seorang ahli geologi Inggris, telah menerbitkan buku Principles of Geology (prinsip - prinsip geologi). Isi buku tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap jalan pikiran Darwin mengenai masalah evolusi. Lyell mengemukakan bahwa batuan bumi selalu mengalami perubahan. 

Apakah perubahan ini mengakibatkan perubahan pada makhluk hidup? Adanya perubahan batuan bumi telah dapat disaksikan sendiri oleh Darwin selama ia mengadakan perjalanan ke Amerika Selatan. 

Setelah Darwin menyelesaikan perjalananya dan telah kembali ke Inggris pada tahun 1836 ia banyak mempelajari geologi, terutama tentang fosil. Ia berkesimpulan bahwa deretan - deretan fosil yang terdapat dibatuan muda berbeda apaila dibandingkan dengan fosil - fosil yang terdapat dibatuan yang lebih tua? Lyell sendiri tidak tidak berani mengambil kesimpulan apa - apa tentang hal ini. 

Meskipun Darwin bukan seorang ahli anatomi, ia mengetahui bahwa susunan tubuh hewan yang hidup sekarang dapat merupakan petunjuk untuk mengenal moyangnya. Cara - cara penyebaran hewan dan tumbuhan dewasa ini dapat membuka tabir rahasia mengenai perubahan - perubahan yang terjadi dari moyangnya. 

Apabila bumi kita ini selalu mengalami perubahan - perubahan dan ini mempengaruhi sifat makhluk hidup, bagaimanakah keadaan makhluk hidup pada waktu - waktu beberapa ratus tahun yang telah lalu?


Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel