Macam - Macam Keanekaragaman Jenis Makhluk Hidup
Macam - Macam Keanekaragaman Jenis Makhluk Hidup - Jika pada suatu hari kamu menemukan seekor hewan yang asing bagimu barangkali akan timbul pertanyaan "Hewan apa itu? ". Kamu tidak bertanya "pohon apa itu?" atau "orang dari mana itu?" Kalau hal itu benar, kamu sudah memiliki pengetahuan tentang adanya keanekaragaman jenis atau klasifikasi makhluk hidup. Kamu dapat membedakan antara hewan, tumbuhan dan manusia.
Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Tentu ada berbagai cara dan alasan tetapi umumnya seseorang mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasar ciri - ciri yang dapat diamati, dan yang segera dapat dilihat.
Tidak hanya cirinya yang diamati, mungkin juga tingkah lakunya, penampilanya, makananya, atau cara berkembang biaknya, habitatnya, interaksinya dengan makhluk lain; dalam hal ini kita melihat keseluruhan dari hewan tersebut.
Hal itu juga dapat dilakukan terhadap dunia tumbuhan. Apa yang diamati tentu berbeda dengan pengamatan terhadap hewan. Mungkin yang diamati tempat tumbuhnya, batangnya, daunya, bunganya, buahnya atau rasa buahnya, serangga yang mengunjunginya, burung yang bersarang didalamnya dan sebagainya. '
Hal itu juga dapat dilakukan terhadap dunia tumbuhan. Apa yang diamati tentu berbeda dengan pengamatan terhadap hewan. Mungkin yang diamati tempat tumbuhnya, daunya, bunganya, buahnya atau rasa buahnya, serangga yang mengunjunginya, burung yang bersarang didalamnya dan sebagainya.
Makin maju pengetahuan dan teknologi, makin maju pula cara para ilmuwan dalam mengelompokan makhluk hidup karena mereka makin teliti dan rinci perbedaan - perbedaan yang dapat diungkap. Para ilmuwan tidak hanya mengelompokan makhluk hidup berdasar perbedaan dan persamaan faal dan anatominya.
Misalnya berdasar reaksi serumamilum kandunganya, berdasar kandungan vitaminya, berdasar lain sebagainya. Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup yang semua ini menunjukan suatu keseluruhan penampilan yang didasari sifat kebakaanya serta interaksinya dengan lingkungan. Karena begitu besar dan banyaknya ragam makhluk hidup ini, para ilmuwan mencari cara untuk memudahkan mengenali dan mempelajarinya.
Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasar kan banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi, fisiologi, maupun anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat tali kekerabatanya. Makin sedikit persamaanya, makin jauh kekerabatanya.
Persamaan dan perbedaan itu mungkin terjadi pada tingkat jenis, marga atau suku dan banyak sedikitnya dipengruhi oleh lingkunganya, habitatnya atau perlakuan manusia terhadap jenis - jenis.
Dalam memandang makhluk hidup, kita tidak berhenti sampai pada menyatakan apakah ia hewan atau tumbuhan. Kita cenderung ingin memberi nama makhluk hidup itu berdasar ciri - ciri yang dimiliki. Tidak puas kita rasanya hanya menyebut itu hewan menyusui atau hewan melata, tetapi merasa perlu hingga dapat mengatakan sesuatu itu terperinci.
Terhadap tumbuhan juga demikian, tidak puas kalau hanya sampai menyebut itu rumput, itu pohon berbuah. Kita ingin menunjuk secara tepat bahwa yang kita maksud adalah rumput teki, itu pohon rambutan. Bahkan kadang - kadang kita perlu menyebut hingga jelas bahwa kelapa yang kita maksud adalah kelapa gading, kelapa hibrida atau kelapa kopyor.
Dengan demikian, sampailah kita pada masalah tidak hanya mengelompokan (klasifikasi), terapi sekaligus juga perlu memberi nama berdasar rasa, bentuk bahkan tempat tumbuhnya.
Dalam mengelompokan dan memberi nama makhluk hidup, para ilmuwan menerapkan sistem tertentu, dari sinilah lahir istilah sistematik, yang hingga sekarang merupakan salah satu cabang biologi. Ruang lingkup sistematik adalah pengelompokan, dan tata nama.
Kelompok yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup, disebut takson. Dari sinilah lahir istilah taksonomi, yaitu berasal dari kata takson (kelompok), dan nomos (hukum).
Kita semua mengetahui makhluk hidup itu banyak aneka ragamnya. ada kira - kira dua juta macam jenis yang sudah terdaftar, sehingga pengklasifikasian merupakan keharusan untuk penyederhanaan obyek studi kita, sekaligus memudahkan kita mengenal keanekaragaman makhluk hidup.
Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Tentu ada berbagai cara dan alasan tetapi umumnya seseorang mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasar ciri - ciri yang dapat diamati, dan yang segera dapat dilihat.
Tidak hanya cirinya yang diamati, mungkin juga tingkah lakunya, penampilanya, makananya, atau cara berkembang biaknya, habitatnya, interaksinya dengan makhluk lain; dalam hal ini kita melihat keseluruhan dari hewan tersebut.
Hal itu juga dapat dilakukan terhadap dunia tumbuhan. Apa yang diamati tentu berbeda dengan pengamatan terhadap hewan. Mungkin yang diamati tempat tumbuhnya, batangnya, daunya, bunganya, buahnya atau rasa buahnya, serangga yang mengunjunginya, burung yang bersarang didalamnya dan sebagainya. '
Hal itu juga dapat dilakukan terhadap dunia tumbuhan. Apa yang diamati tentu berbeda dengan pengamatan terhadap hewan. Mungkin yang diamati tempat tumbuhnya, daunya, bunganya, buahnya atau rasa buahnya, serangga yang mengunjunginya, burung yang bersarang didalamnya dan sebagainya.
Makin maju pengetahuan dan teknologi, makin maju pula cara para ilmuwan dalam mengelompokan makhluk hidup karena mereka makin teliti dan rinci perbedaan - perbedaan yang dapat diungkap. Para ilmuwan tidak hanya mengelompokan makhluk hidup berdasar perbedaan dan persamaan faal dan anatominya.
Misalnya berdasar reaksi serumamilum kandunganya, berdasar kandungan vitaminya, berdasar lain sebagainya. Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup yang semua ini menunjukan suatu keseluruhan penampilan yang didasari sifat kebakaanya serta interaksinya dengan lingkungan. Karena begitu besar dan banyaknya ragam makhluk hidup ini, para ilmuwan mencari cara untuk memudahkan mengenali dan mempelajarinya.
Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasar kan banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi, fisiologi, maupun anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat tali kekerabatanya. Makin sedikit persamaanya, makin jauh kekerabatanya.
Persamaan dan perbedaan itu mungkin terjadi pada tingkat jenis, marga atau suku dan banyak sedikitnya dipengruhi oleh lingkunganya, habitatnya atau perlakuan manusia terhadap jenis - jenis.
Dalam memandang makhluk hidup, kita tidak berhenti sampai pada menyatakan apakah ia hewan atau tumbuhan. Kita cenderung ingin memberi nama makhluk hidup itu berdasar ciri - ciri yang dimiliki. Tidak puas kita rasanya hanya menyebut itu hewan menyusui atau hewan melata, tetapi merasa perlu hingga dapat mengatakan sesuatu itu terperinci.
Terhadap tumbuhan juga demikian, tidak puas kalau hanya sampai menyebut itu rumput, itu pohon berbuah. Kita ingin menunjuk secara tepat bahwa yang kita maksud adalah rumput teki, itu pohon rambutan. Bahkan kadang - kadang kita perlu menyebut hingga jelas bahwa kelapa yang kita maksud adalah kelapa gading, kelapa hibrida atau kelapa kopyor.
Dengan demikian, sampailah kita pada masalah tidak hanya mengelompokan (klasifikasi), terapi sekaligus juga perlu memberi nama berdasar rasa, bentuk bahkan tempat tumbuhnya.
Dalam mengelompokan dan memberi nama makhluk hidup, para ilmuwan menerapkan sistem tertentu, dari sinilah lahir istilah sistematik, yang hingga sekarang merupakan salah satu cabang biologi. Ruang lingkup sistematik adalah pengelompokan, dan tata nama.
Kelompok yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup, disebut takson. Dari sinilah lahir istilah taksonomi, yaitu berasal dari kata takson (kelompok), dan nomos (hukum).
Kita semua mengetahui makhluk hidup itu banyak aneka ragamnya. ada kira - kira dua juta macam jenis yang sudah terdaftar, sehingga pengklasifikasian merupakan keharusan untuk penyederhanaan obyek studi kita, sekaligus memudahkan kita mengenal keanekaragaman makhluk hidup.