Sumber Daya Alam Hayati Revolusi Hijau Upaya Manusia Dalam Pengembangan

Sumber Daya Alam Hayati Revolusi Hijau Upaya Manusia Dalam Pengembangan - Untuk memenuhi kebutuhan pangan, manusia tidak hanya menyerah kepada apa yang disuguhkan oleh alam. Secara alami pertumbuhan dan perkembangan penduduk jauh lebih cepat daripada tersedianya bahan pangan. Pertumbuhan penduduk negara – negara berkembang relatif lebih cepat daripada negara – negara yang maju.

Sumber Daya Alam Hayati Revolusi Hijau Upaya Manusia Dalam Pengembangan

Karena itu, negara berkembang lebih merasakan bagaimana menderita kekurangan pangan daripada negara – negara maju sehingga perlu berupaya lebih keras dalam memenuhi kebutuhan panganya.

Revolusi Hijau

Revolusi hijau berarti perubahan yang cepat, yang kadang – kadang bertentangan bahkan kalau perlu membongkar tatanan konvensional atau tradisi yang ada. Dalam hal revolusi hijau, perubahan itu terjadi pada acara manusia mencukupi pangan, yang tidak lagi dilakukan dengan cara – cara tradisional yang amat menggantungkan diri pada kondisi alam secara turun temurun.

Pakar – pakar sepakat, bahwa cara yang paling cepat dan murah untuk menaikan produksi pangan adalah meningkatkan hasil panen tiap satuan luas areal pertanian. Hal ini dapat dicapai dengan memasukan teknologi pertanian, diantaranya adalah pengadaan bibit dengan cara penyilangan antara tanaman (hibridassi) yang biasa ada dengan tanaman lain sejenis untuk memperoleh varietas yang lebih unggul. Varietas unggul ini biasanya merupakan hibrida yang teradaptasi lebih baik pada kondisi setempat sehingga dapat memberi hasil panen yang lebih besar.

Tindakan lain selain pemilihan bibit unggul ini juga penggunaan pupuk, pengairan yang teratur dengan sistem irigasi. Dengan irigasi, sawah- sawah tadah hujan yang biasanya hanya panen sekali setahun, dapat menjadi dua kali setahun. Bahkan bila menggunakan bibit unggul, dapat panen tiga kali setahun masih ditambah sekali panen palawija seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah atau jagung sebagai selingan.

Bila ditambah dengan pemupukan, dari segi kuantitas (tonase) tiap panen juga naik dan dari segi kualitas susu (rasa) juga naik menjadi lebih enak. Sistem irigasi membuat petani tidak terlalu tergantung pada musim. Tindakan diluar tradisi adalah penggunaan berbagai obat (racun) pemberantas hama sehingga dapat mengurangi kerusakan tanaman penghasil pangan.

Untuk lebih mempercepat dan memperbanyak produksi pangan, disamping melakukan intensifikasi pertanian seperti tersebut di atas, juga dilakukan ekstensifikasi pertanian; yaitu memperluas lahan pertanian seperti pembukaan areal baru untuk perladangan dan persawahan atau mengubah lahan yang tidak produktif menjadi sawah. Bahkan beberapa ekosistem darat, ekosistem air (rawa, pantai), yang tidak secara jelas menghasilkan khususnya padi, diubah menjadi sawah.

Negara – negara berkembang, termasuk Indonesia, dengan cara tersebut diatas banyak yang berhasil mengatasi kemelut bahan makna. Indonesia, yang semula merupakan negara pengimpor beras terbesar, kini telah menjadi negara swasembada pangan, berkat revolusi hijau yang dicanangkan dan digalakan sejak awal tahun puluhan.

Menjelang tahun tujuh puluhan, Cina, Bangladesh telah memperluaskan varietas baru gandum, sedangkan AsiaTenggara adalah varietas baru padi yang baik, yang dikembangkan oleh IRRI (International Rice Research Institute) di Filipina maupun hasil pengembangan local.

Dalam tahun 1980 an dan awal 1990 an produksi beras sebagai sumber karbohdrat dapat dikatakan telah memenuhi kebutuhan dalam negeri berkat penggunaan varietas unggul, irigasi yang baik, pupuk, pestisida, sistem tumpangsari dan rotasi tanaman lain sebagai sumber protein nabati, lemak dan vitamin/mineral.

Contoh yang umum dilakukan oleh petani kita adalah tumpangsari padi dengan jagung, kacang panjang, sayuran seperti terung dan tomat. Sedang rotasi selang tanaman dilakukan antara panenan padi dengan panenan kacang hijau, kacang kedelai dan kacang tanah.

Dapat ditarik kesimpulan dari uraian tersebut konsep atau makna Revolusi hijau sebagai suatu tindakan pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi bahan pangan; protein, lemak, vitamin dan mineral, terutama serealia (bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat), golongan kacang – kacangan dan sayuran.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel