Kelahiran Dan ASI Serta Strategi Untuk Mengontrol Kelahiran
Kelahiran Dan ASI Serta Strategi Untuk Mengontrol Kelahiran - Kelahiran Dan Air Susu Ibu (ASI), Kelahiran atau parturasi melibatkan beberapa hormon yang menyebabkan kontraksi uterus. Hormon tersebut antara lain adalah oksitosin dan prostalgaldin. Akibat kontraksi yang kuat dimulailah prabersalin, hasilnya adalah membukanya serviks.
Kontraksi yang terus menerus menyebabkan pecahnya kantung amnion, cairan amnion akan mengalir keluar melalui vagina. Selanjutnya, bayi akan dikeluarkan. Setelah lahir, paru - paru bayi akan membesar dan bayi mulai benafas. Tidak lama setelah bayi dilahirkan, plasenta dan sisa tali pusat dikeluarkan. Proses kelahiran pada manusia seperti yang tampak pada gambar.
Dalam dua atau tiga hari setelah seorang ibu melahirkan, kelenjar susu ibu mulai menghasilkan air susu. Hormon yang menstimulasi pengeluaran air susu ini adalah oksitosin. Air susu yang dihasilkan dapat mencapai 40 ml per hari dengan kandungan sebagai berikut.
Suckling atau daya isap bayi pada puting susu ibu akan merangsang terbentuknya prolaktin sehingga sintesis air susu di dalam kelenjar susu terus berlangsung.
Prolaktin dapat menekan produksi hormon gonadotropin oleh hipofisis sehingga menghambat siklus menstruasi. Waktu menyusui yang panjang pada ibu dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk pengaturan kehamilan. Air susu ibu selain mengandung gizi yang komplit juga mengandung antibodi umtuk imunitas bayi yang disusui. Air susu ibu bersifat steril, higienis dan praktis.
Strategi Untuk Mengontrol Kehamilan
Pemahaman tentang sistem reproduksi diperlukan untuk mengontrol jumlah anak yang dilahirkan atau untuk membatasi kelahiran. Beberapa teknik yang diterapkan untuk membatasi kelahiran adalah sebagai berikut :
- Kontrasepsi oral, yaitu penggunaan pil kontrasepsi yang dikonsumsi secara teratur sesuai petunjuk dokter.
- Kondom, penggunaan selubung penis, terbuat dari karet elastis yang menahan sperma keluar dari selubung tersebut. Resiko kegagalan sekitar 6-17%. Penggunaan kondom dapat mencegah penularan sifilis, gonorrhoe dan AIDS.
- Sterilisasi, pada laki- laki dinamakan vasektomi, yaitu pengikatan atau pemotongan duktus deferen sehingga sperma dari epididimis tidak dapat melaluinya dan tidak akan pernah keluar. Resiko kegagalanya sekitar 0,08%. Pada wanita dinamakan tubektomi atau pengikatan tuba fallopi, resiko kegagalanya sekitar 0,45%.
- Diafragma atau cap cerviks, merupakan karet yang didesain khusus sehingga berfungsi sebagai penghalang masuknya sperma ke dalam vagina. Diafragma ini biasanya juga dibungkus dengan spermisida, resiko kegagalan penggunaan cara ini adalah 5-6%.
- Intraterine device (IUD) atau spiral merupakan suatu cincin spiral dari plastik atau bahan metal lainya, ada yang berbentuk huruf T, disisipkan ke dalam rongga uterus. IUD merangsang keluarnya sekret dari dinding uterus sehingga menghalangi pergerakan sperma. IUD juga merangsang sel darah putih untuk berkumpul di sekitarnya. Resiko kegagalan pengguna IUD sekitar 5-6%.
- Metode Ritmik, yaitu pengaturan hubungan seksual berdasarkan kalender, atau siklus menstruasi. Resiko kegagalanya sekitar 25%.