Teori Sel Menurut Pengamatan Para Ahli
Teori Sel Menurut Pengamatan Para Ahli - Gambaran mikroskopis sayatan gabus yang dilaporkan oleh Robert Hooke menunjukan struktur sel yang telah mati. Yang terlihat hanya rongga yang dibatasi oleh dinding sel.
Diilhami oleh penemuan Robert Hooke beberapa ahli yang hidup sesudah jamanya mencoba menyelidiki sayatan yang dibuat dari bagian tubuh makhluk hidup. Diantara para ahli itu adalah Dutrochet yang berhasil melihat sel jaringan tumbuhan: Scleiden (1804-1881) dan Theodore Schwann (1810-1882) yang berulangkali mengadakan pengamatan sel - sel jaringan hewan dan tumbuhan dengan mikroskop.
Dari kenyataan yang diungkapkan oleh para ahli itu, lahirlah teori sel yang pertama, yaitu bahwa sel merupakan unit struktural makhluk hidup. Berdasarkan teori itu kita dapat mengetahui bahwa sel merupakan pembangun tubuh makhluk hidup.
Memang, Amoeba dan Paramaecium yang hanya terdiri dari sebuah sel pun dapat mewujudkan diri sebagai makhluk hidup, sedangkan tumbuhan dan hewan lain terbangun oleh koloni sel atau jaringan yang tersusun oleh sel.
Pada tahun 1831 Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Skotlandia, melaporkkan pengamatanya tentang adanya benda kecil yang terapung dalam cairan sel yang diambil dari jaringan tanaman anggrek.
Setelah melihat struktur yang sama pada semua sel yang pernah diamatinya , ia berkesimpulan bahwa benda kecil yang terapung dalam sel itu merupakan struktur yang penting dan dinamakan inti sel atau nukleus.
Felix Dujardin pada tahun 1835, setelah memperhatikan sel hidup menganggap bahwa justru cairan dalam sel itulah yang merupakan bagian penting dari sebuah sel. Johannes Purkinye (1787-1869) menamakan cairan sek yang dilihat oleh Felix Dujardin, protoplasma. Dua puluh tahun kemudian Max Schultze (1825-1874), seorang ahli anatomi menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
Sampai akhir kehidupan Max Schultze perhatian para ahli terpusat pada fungsi sel yang diperlihatkan oleh protoplasma.
Dari kenyataan yang diungkapkan oleh para ahli tentang protoplasma lahirlah teori sel yang kedua yaitu bahwa sel merupakan unit fungsional makhluk hidup. Teori ini menjelaskan bahwa di dalam sel semua fungsi kehidupan berlangsung.
Memang, beberapa proses biologi menunjang kehidupan terjadi di dalam sel. Fotosintesis, metabolisme dan proses ke faalan lainya terjadi dalam sel.
Rudolf Virchow (1858) diilhami oleh slogan "Omne vivum ex ovo, Omne ovum ex vivo" setelah melihat kenyataan bahwa semua sel berasal dari sel - sel juga mengungkapkan pendapatnya "Omnis Cellula e celulla" yang berarti bahwa adanya sel berasal dari sel pula. Pendapat ini melahirkan teori sel yang ketiga, yaitu bahwa sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup.
Periode pertama dalam sejarah penelitian sel berjalan 200 tahun. Pada babak akhir abad XIX beberapa alat dan teknik baru telah berhasil dikembangkan, misalnya: Mikrotom untuk membuat sayatan jaringan tubuh sehingga jaringan itu dapat dilihat jelas dengan mikroskop; beberapa cara fiksasi dan pewarnaan terhadap jaringan, sehingga jika dilihat dengan mikroskop akan memberikan gambaran yang terperinci tentang komponen pembentuknya. Dengan alat dan cara baru itu beberapa hubungan antara struktur dan fungsi bagian sel dapat diungkapkan.
Periode kedua dalam sejarah penelitian sel ditandai dengan kegiatan yang bersifat eksperimental. Salah satu kemajuan penting yang diperoleh dalam periode ini adalah diketahuinya susunan gen dalam kromosom.
Dari pengamatan yang dilakukan susunan kromosom dalam sel makhluk hidup selalu sama, demikian juga pada keturunanya. Kenyataan ini melahirkan teori sel yang keempat, yaitu bahwa sel merupakan unit hereditas.
Teori ini menjelaskan kepada kita bahwa menurunya faktor pembawa sifat dari suatu individu kepada keturunanya terjadi melalui reproduksi sel.
Demikian Teori Sel Menurut Pengamatan Para Ahli semoga bermanfaat.