Akibat Buruk Dari Kemajuan Teknologi
Akibat Buruk Dari Kemajuan Teknologi - Suatu pabrik yang menghasilkan apapun juga, akan membuang sisa - sisa yang tidak diperlukan. Pabrik kina misalnya akan membuang ampas dari kulit kina yang tidak digunakan lagi. Kemanakah sisa atau sampah dari pabrik itu dibuang?
Jika sampah dari pabrik dibuang ke sungai, susunan air sungai akan berubah dan menyebabkan air sungai tadi jadi keruh. Zat - zat kimia yang turut terbuang dapat merupakan racun bagi makhluk hidup di air. Dengan demikian sungai dicemarkan zat - zat tadi.
Apakah tanah dapat juga mengalami pencemaran? Kemanakah akan kita buang barang atau zat - zat yang tidak larut dalam air?
Pembuangan ampas kina, kertas plastik bekas pembungkus, botol - botol bekas dan sebagainya merupakan masalah. Bahkan di negeri yang sudah maju pembuangan rongsokan mobil juga menjadi masalah.
Kalau ada benda yang dibuang tadi dibakar akan menghasilkan pencemaran udara, yaitu meninggikan kadar CO2 di udara, sedangkan partikel - partikel halus dalam asap dapat memberikan pengaruh buruk. Pada abad kedua puluh ini kadar CO2 di dunia mengalami kenaikan 20 %. Kenaikan ini diduga menyebabkan kenaikan suhu.
Lebih berbahaya lagi adalah pencemaran yang terjadi karena penggunaan pestisida, yaitu zat - zat yang digunakan untuk memberantas hama. Penggunaan pestisida yang terus meningkat, dapat merusak biosfir, karena di samping membunuh hama yang dimaksud dapat juga membunuh makhluk - makhluk hidup lain. DDT misalnya sangat stabil.
Artinya DDT itu tidak terurai dalam alam, sehingga zat itu akan tertumpuk dalam air dan tanah. Karena DDT larut dalam lemak, maka DDT dapat tertimbun dalam suatu organisme.
Suatu penelitian di Clear Lake California, memperlihatkan adanya penimbunan DDT yang tinggi pada hewan yang hidup disitu. Penelitian itu dilakukan sebagai berikut: Ke dalam danau itu berturut - turut dimasukan sejumlah DDT, yang dilakukan dalam tahun 1949, 1954 dan 1957.
Dalam tahun 1957 diadakan pengujian terhadap organisme yang hidup di situ dan ternyata semuanya mengandung DDT. Itik Greb yang mati karena keracunan, ternyata mengandung DDT sebanyak 80.000 kali lebih besar dari pada DDT dalam air danau. Bahkan dalam lemak beberapa ikan yang hidup disitu terdapat 140.000 kali lebih besar.
Karena DDT juga berbahaya bagi manusia maka negara yang telah maju sangat teliti terhadap kadar DDT dalam bahan mentah yang mereka impor. Hal ini merupakan suatu yang benar - benar harus kita perhatikan sebagai negara agraria yang juga menggunakan pestisida untuk meningkatkan produksi makanan.
Apakah artinya peningkatan hasil tanaman atau ternak, kalau bahan itu mengandung racun? Betapa pula kerugian yang akan kita derita, jika hasil bahan pangan itu tidak bisa diekspor, karen tidak ada negara yang mau membelinya.
Banyak lagi akibat buruk yang dapat terjadi karena perkembangan industri dan kemajuan teknologi. Misalnya pencemaran oleh zat radioaktif akibat dari percobaan bom nuklir. Bahkan bunyi dan bau sekarang telah dianggap sebagai suatu pencemar biosfir.
Tetapi manusia, senantiasa berusaha untuk mengatasi akibat buruk dari karya - karya yang mereka lakukan. Apalagi setelah mempunyai pengertian tentang saling ketergantungan biosfir ini.
Semoga bermanfaat.