Contoh Kemungkinan Terjadinya Mutasi dan Hipotesa Herman J. Muller

Contoh Kemungkinan Terjadinya Mutasi dan Hipotesa Herman J. Muller - Di bawah ini adalah suatu contoh gambaran kemungkinan terjadinya mutasi pada sejumlah generasi selam periode evolusi spesiesnya. Angka - angka dalam contoh ini adalah angka perkiraan saja.

Maksudnya untuk menunjukan bahwa kendatipun kemungkinan akan terjadinya mutasi itu sangat kecil, namun jika dilihat pada seluruh generasi selama spesies itu ada di bumi ternyata menunjukan angka yang cukup besar.


Umpamakan kita mempunyai data sebagai berikut:

1. Angka laju mutasi per gen : 1 : 100.000
2. Jumlah gen dalam suatu individu yang mampu bermutasi ada 1000. 
3. Perbandingan antara mutasi gen yang menguntungkan dengan jumlah mutasi yang terjadi 1: 1000.
4. Populasi spesies berjumlah 200.000.000.
5. Jumlah generasu selama spesies itu ada 5000.

Jika kita hitung kemungkinan terjadinya mutasi yang menguntungkan selama spesies itu ada kita peroleh angka berikut:

1. Jumlah mutasi gen yang menuntungkan yang mungkin terdapat pada satu individu: 1/100.000
2. Dalam tiap generasi akan terdapat:
    1/100.000 x 200.000.000 = 2000. 

3. Selama spesies itu ada di bumi menghasilkan 5000 generasi. Jadi jumlah mutasi gen yang menguntungkan selama periode evolusinya: 5000 x 2000 = 10.000.000. 

Dari perhitungan tersebut di tas terbukti bahwa jumlah mutasi yang menguntungkan adalah cukup besar. Oleh karena itu kemungkinan terjadinya mutasi yang adaptif pada spesies itupun menjadi besar pula. 

Marilah kita tinjau masalah mutasi yang merugikan. Diantara mutasi yang merugikan termasuk mutasi yang menyebabkan terjadinya kematian sebelum individu yang mengalami mutasi itu menjadi dewasa. Macam mutasi itu disebut mutasi letal, dan gen muatanya disebut gen letal. 

Contoh Kemungkinan Terjadinya Mutasi dan Hipotesa Herman J. Muller

Sebagian besar percobaan Herman J. Muller dengan sinar X terhadap Drosophila, berakibat terjadinya mutasi letal. Drosophila homozigot yang mempunyai gen letal akan mati sebelum mereka dewasa. Mutan - mutan lainya, merupakan mutan - mutan yang mempunyai viabilitas lebih kecil dari Drosophila normal. Drosophila bermata rendah viabilitasnya, dan ternyata Drosophila itu mengandung gen mutasi tersebut. 

Apabila Drosophila bermata putih kita piara, ternyata setelah beberapa generasi, jumlahnya akan berkurang dan akhirnya habis sama sekali. Peristiwa tersebut dia atas merupakan seleksi alam yang menyebabkan populasi Drosophila bermata putih terdesak oleh populasi Drosophila bermata merah. Drosophila bermata merah ini dikenal sebagai Drosophila bertipe liar. 

Gen letal seperti yang diuraikan merupakan gen resesif. Pengaruh gen ini tampak apabila individu itu homozigot dan tidak akan berpengaruh bagi individu heterozigot, gen - gen muatan yang resesif tersebut tetap ada di dalam populasi. Seleksi alam hanya akan bekerja terhadap individu - individu homozigot. 

Masalah tersebut diatas membawa kepada pemikiran tentang frekuensi alela di dalam suatu populasi, misalnya alela resesif yang berpengaruh terhadap albinio. Apakah homozigot frekuensi (AA), heterozigot (Aa) dan homozigot (aa) dari generasi ke generasi akan selalu menunjukan perbandingan yang tetap?


Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel