Determinasi Seks Dalam Hukum Hereditas Penerapan Serta Implikasi

Determinasi Seks Dalam Hereditas Penerapan Serta Implikasi - Berdasarkan berbagai hasil penelitian, diketahui bahwa jenis kelamin merupakan sifat yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan mekanisme seperti penurunan sifat - sifat lainya. 

Telah diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan sejak sel telur dibuahi oleh sel sperma. Dengan kata lain, jenis kelamin ditentukan oleh jenis gamet yang mengadakan fertilisasi. Salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah hal yang terjadi pada anak kembar identik. Anak kembar identik ternyata selalu berjenis kelamin sama.

Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan kromosom di dalam sel. Salah seorang perintis yang berhasil menemukan perbedaan susunan kromosom sel jenis kelamin jantan dan betina adalah McClung.

Ahli genetika Amerika, Clarence Erwin McClung berhasil menemukan peran kromosom dalam determinasi seks pada belalang. Pada tahun 1901, McClung menemukan bahwa kromosom dapat menentukan jenis kelamin.

Dalam membedakan jenis kelamin dikenal beberapa sistem pengelompokan kromosom, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sistem XX -XY misalnya pada manusia dan lalat
b. Sistem XX - XO pada beberapa jenis serangga
c. Sistem ZZ - Zw pada unggas, kupu - kupu dan ikan

Sistem XX -XY

Setiap sel tubuh lalat buah (Dropsophila) terdapat empat pasang kromosom yang terdiri atas tiga pasang kromosom yang sama, baik pada jantan maupun betina, dan disebut autosom diberi simbol A. Selain itu, sepasang kromosom yang disebut kromosom seks (kelamin).

Determinasi Seks Dalam Hukum Hereditas Penerapan Serta Implikasi

Kromosom seks yang betina keduanya berbentuk batang, diberi simbol X, sehingga susunan kromosom sex betina adalah XX. Kromosom seks yang jantan satu berbentuk batang seperti betina, juga diberi simbol X, dan yang satu lagi berbentuk kail, diberi simbol Y, sehingga susunan kromosom seks jantan adalah XY.

Dengan demikian, kariotipe dari setiap sel tubuh lalat buah adalah sebagai berikut :

Lalat betina 6A + XX atau 3AA + XX
Lalat jantan 6A + XY atau 3AA + XY

Apabila mengadakan meiosis maka lalat betina menghasilkan satu macam gamet dengan kariotipe 3A + X, sedangkan lalat jantan menghasilkan dua macam gamet, yaitu dengan kariotipe 3A + X dan 3A + Y.
Seperti halnya pada lalat, pada sel tubuh manusia yang mengandung 46 kromosom, kariotipenya dapat ditulis sebagai berikut :

a. Wanita : 44A + XX atau 22AA + XX apabila mengalami meiosis akan menghasilkan telur dengan kariotipe 22A + X;
b. Pria 44A + XY atau 22AA + XY, apabila mengadakan meiosis akan menghasilkan dua macam sel gamet dengan kariotipe 22A + X dan 22A + Y.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada lalat buah dan manusia, yang menentukan jenis kelamin anak adalah sperma dan bukan sel telur. Sebab sel telur akan memberikan jenis kromosom seks yang sama, baik kepada anak laki - laki maupun pada anak perempuan, sedangkan sel sperma memberikan kromosom seks yang berbeda, yaitu kromosom X kepada anak perempuan dan kromosom Y kepada anak laki -laki.

Berbeda dengan kromosom seks, autosom tidak menentukan jenis kelamin, tetapi perimbangan antara autosom dan kromosom seks sangat mempengaruhi pemunculan sifat jenis kelamin. Keadaan ini tampak jelas pada lalat buah, tetapi pada manusia pengaruhnya tidak begitu jelas.

Selain menyilangkan lalat betina dan lalat jantan yang telah dijelaskan didepan, Morgan pernah juga menyilangkan lalat betina bermata merah dengan lalat jantan bermata putih. Hasilnya adalah bahwa keturunan F₁ 100% bermata merah, sedangkan keturunan F₂ 75% bermata merah dan 25% bermata putih.

Namun, anehnya yang bermata putih selalu jantan. Walaupun percobaan tersebut diulang berkali - kali, hasilnya selalu sama. Berdasarkan hasil tersebut, Morgan menyusun hipotesis sebagai berikut :

a. Faktor warna mata merah dominan terhadap faktor warna mata putih.
b. Gen yang bertanggung jawab atas warna mata ini, terkandung didalam kromosom X.
c. Di dalam kromosom Y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas warna mata.
Selanjutnya, Morgan menyatakan bahwa gen atau sifat yang tergantung pada kromosom seks ini disebut tertaut seks ( sex linkage) dan peristiwanya disebut tautan seks.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel