Macam - Macam Sistem Klasifikasi Pengelompokan Makhluk Hidup
Macam - Macam Sistem Klasifikasi Pengelompokan Makhluk Hidup - Sistem klasifikasi makhluk hidup yang dikenal sampai sekarang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem artifisial, sistem alam, dan sistem filogenetik.
a. Sistem Artifisial
Sistem artifisial sebagai dasar klasifikasi menggunakan sifat - sifat morfologi terutama alat reproduksi, berdasar habitat atau perawakan, berupa pohon, perdu, semak gulma atau liana.
b. Sistem Alam
Sistem alam menghendaki terbentuknya takson - takson yang alami, dalam arti setiap unit atau takson yang terbentuk mencakup anggota - anggotanya yang sewajarnya bila mereka itu dikumpulkan menjadi suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam.
Dasar yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat - sifat morfologi. Contoh mengelompokan kuda, gajah, sapi, buaya dalam kelompok hewan berkaki empat. Padi, gandum, jawawut karena berbulir.
c. Sistem filogenetik
Sistem filogenetik merupakan sistem klasifikasi yang baru muncul setelah lahirnya teaori evolusi. Sistem ini mencerminkan urutan perkembangan serta jauh - dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya.
Sistem ini menjelaskan mengapa organisme semuanya memiliki kesamaan tatanan molekul dan biokimia, tetapi berbeda - beda dalam bentuk dan fungsinya.
Evolusi tidak menciptakan organisme bari dari udara kosong, melainkan didahului oleh perubahan tatanan gen organisme yang telah ada; ini berarti adanya hubungan kesinambungan yang mendasari.
Pelajarilah gambar pohon filogenetik ini dan coba jelaskan dalam kerangka sistem klasifikasi. Jadi pada dasarnya klasifikasi ini disusun atas dasar persamaan fenotip, hubungan melalui pewarisan keturunan atau keduanya.
Fenotip merujuk pada sifat - sifat bentuk luar, sifat faal dan tingkah laku individual yang dapat diamati, Filogenetiknya merujuk pada hubungan evolusinoner sejak jenis nenek moyang hingga cabang - cabang keturunanya.
d. Tata Nama Biner
Berbagai sistem ekonomi yang telah ada belum memberi kepuasan bagi para ilmuwan. Akhirnya para ilmuwan berusaha untuk menerbitkan cara - cara pemberian nama untuk terciptanya suatu sistem tatanan yang menetap, sederhana, mudah dipahami, dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia.
Dari usaha tersebut lahirlah sistem tatanama yang terkenal dan disebut dwitatanama atau binomial nomeklatur (tatanama biner). Berikut ini akan dibahas ketentuan - ketentuan untuk memberi nama takson tingkat jenis, marga dan suku, tidak untuk dihafalkan tetapi sekedar kenal agar jika sewaktu - waktu untuk nama ilmiah tumbuhan atau hewan agar tidak merasa asing.
1. Nama Jenis
Yang merupakan nama jenis adalah seluruhnya (1 + 2) : 1 adalah nama marga yang membawahi jenis itu, 2 adalah penunjuk jenis. Hanya huruf pertama C dan E pada contoh di atas ditulis dengan huruf besar sedang penunjuk jenis dengan huruf kecil, sekalipun ledgeriana berasal dari nama orang "Ledger" dan indicus berasal dari nama wilayah "India".
2. Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata berbentuk mufrad yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan : Solanum (tenung - tenungan), marga hewan : Felis (kucing).
3. Nama Suku
Pemberian nama suku diambil dari nama marga makhluk yang bersangkutan ditambah akhiran acceae bila makhluk itu tumbuhan dan idae bila makhluk itu hewan. Contoh nama suku pada tumbuhan : Suku Solanaceae dari Solanum + aceae (tenung - tenungan): Contoh nama suku pada hewan : Felidae dari kata Felis + idae (suku kucing).
Penerapan sistem tata nama biner jensi tumbuhan dilakukan secara mantap. Jika nama jenis tumbuhan terdiri lebih dari dua kata, ka kata kedua dan berikurnya harus disatukan atau menggunakan tanda penghubung. Contoh nama jenis tumbuhan dari tiga kata : Hibiscus rosainensis (kembang sepatu) harus ditulis Hibiscus rosa-sinensis.
Nama jenis hewan yang terdiri atas tiga kata seperti : Felis maniculata domestica (kuncing jinak). Nama ini bukan dimaksudkan sebagai nama jenis, tetapi nama anak jenis (subspecies), jadi tidak menyalahi aturan.
Pada tumbuhan kamu mungkin akan menemukan nama seperti :
Nama jenisnya adalah Hibiscus sabdarifa untuk rosela, sedang var alba menunjukan varietasnya yaitu varietas putih (alba). Seperti terlihat pada contoh penulisan nama spesies digaris bawahi atas dicetak dengan huruf kursif (miring).
Dalam perkembangan biologi, dianggap perlu menciptakan kode tatanama tersendiri bagi golongan makhluk tertentu, misalnya untuk penamaan bakteri, virus dan tumbuhan budidaya. Anggaplah kode tatanama ini sebagai pelengkap kode tata nama yang sudah ada.
a. Sistem Artifisial
Sistem artifisial sebagai dasar klasifikasi menggunakan sifat - sifat morfologi terutama alat reproduksi, berdasar habitat atau perawakan, berupa pohon, perdu, semak gulma atau liana.
b. Sistem Alam
Sistem alam menghendaki terbentuknya takson - takson yang alami, dalam arti setiap unit atau takson yang terbentuk mencakup anggota - anggotanya yang sewajarnya bila mereka itu dikumpulkan menjadi suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam.
Dasar yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat - sifat morfologi. Contoh mengelompokan kuda, gajah, sapi, buaya dalam kelompok hewan berkaki empat. Padi, gandum, jawawut karena berbulir.
c. Sistem filogenetik
Sistem filogenetik merupakan sistem klasifikasi yang baru muncul setelah lahirnya teaori evolusi. Sistem ini mencerminkan urutan perkembangan serta jauh - dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya.
Sistem ini menjelaskan mengapa organisme semuanya memiliki kesamaan tatanan molekul dan biokimia, tetapi berbeda - beda dalam bentuk dan fungsinya.
Evolusi tidak menciptakan organisme bari dari udara kosong, melainkan didahului oleh perubahan tatanan gen organisme yang telah ada; ini berarti adanya hubungan kesinambungan yang mendasari.
Pelajarilah gambar pohon filogenetik ini dan coba jelaskan dalam kerangka sistem klasifikasi. Jadi pada dasarnya klasifikasi ini disusun atas dasar persamaan fenotip, hubungan melalui pewarisan keturunan atau keduanya.
Fenotip merujuk pada sifat - sifat bentuk luar, sifat faal dan tingkah laku individual yang dapat diamati, Filogenetiknya merujuk pada hubungan evolusinoner sejak jenis nenek moyang hingga cabang - cabang keturunanya.
d. Tata Nama Biner
Berbagai sistem ekonomi yang telah ada belum memberi kepuasan bagi para ilmuwan. Akhirnya para ilmuwan berusaha untuk menerbitkan cara - cara pemberian nama untuk terciptanya suatu sistem tatanan yang menetap, sederhana, mudah dipahami, dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia.
Dari usaha tersebut lahirlah sistem tatanama yang terkenal dan disebut dwitatanama atau binomial nomeklatur (tatanama biner). Berikut ini akan dibahas ketentuan - ketentuan untuk memberi nama takson tingkat jenis, marga dan suku, tidak untuk dihafalkan tetapi sekedar kenal agar jika sewaktu - waktu untuk nama ilmiah tumbuhan atau hewan agar tidak merasa asing.
1. Nama Jenis
- Nama jenis baik untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata mufrad (tunggal_ dan yang sudah dilatinkan. Misalnya badak jawa nama spesiesnya jadi Rhinoceros sondaicus, karet nama spesiesnya Hevea brasikensis.
- Kata yang didepan (1). Merupakan nama marga, sedangkan kata yang kedua (2) menunjukan jenisnya.
- Nama marga dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama jenis ditulis dengan huruf kecil walaupun nama tersebut diambil dari nama orang atau tempat/daerah. Contoh nama tumbuhan :
Yang merupakan nama jenis adalah seluruhnya (1 + 2) : 1 adalah nama marga yang membawahi jenis itu, 2 adalah penunjuk jenis. Hanya huruf pertama C dan E pada contoh di atas ditulis dengan huruf besar sedang penunjuk jenis dengan huruf kecil, sekalipun ledgeriana berasal dari nama orang "Ledger" dan indicus berasal dari nama wilayah "India".
2. Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata berbentuk mufrad yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan : Solanum (tenung - tenungan), marga hewan : Felis (kucing).
3. Nama Suku
Pemberian nama suku diambil dari nama marga makhluk yang bersangkutan ditambah akhiran acceae bila makhluk itu tumbuhan dan idae bila makhluk itu hewan. Contoh nama suku pada tumbuhan : Suku Solanaceae dari Solanum + aceae (tenung - tenungan): Contoh nama suku pada hewan : Felidae dari kata Felis + idae (suku kucing).
Penerapan sistem tata nama biner jensi tumbuhan dilakukan secara mantap. Jika nama jenis tumbuhan terdiri lebih dari dua kata, ka kata kedua dan berikurnya harus disatukan atau menggunakan tanda penghubung. Contoh nama jenis tumbuhan dari tiga kata : Hibiscus rosainensis (kembang sepatu) harus ditulis Hibiscus rosa-sinensis.
Nama jenis hewan yang terdiri atas tiga kata seperti : Felis maniculata domestica (kuncing jinak). Nama ini bukan dimaksudkan sebagai nama jenis, tetapi nama anak jenis (subspecies), jadi tidak menyalahi aturan.
Pada tumbuhan kamu mungkin akan menemukan nama seperti :
Nama jenisnya adalah Hibiscus sabdarifa untuk rosela, sedang var alba menunjukan varietasnya yaitu varietas putih (alba). Seperti terlihat pada contoh penulisan nama spesies digaris bawahi atas dicetak dengan huruf kursif (miring).
Dalam perkembangan biologi, dianggap perlu menciptakan kode tatanama tersendiri bagi golongan makhluk tertentu, misalnya untuk penamaan bakteri, virus dan tumbuhan budidaya. Anggaplah kode tatanama ini sebagai pelengkap kode tata nama yang sudah ada.