Pola - Pola Hereditas Pautan dan Penentuan Jenis Kelamin

Pola - Pola Hereditas Pautan dan Penentuan Jenis Kelamin - Kita sudah mempelajari tentang hubungan antara sifat – sifat fenotip terhadap struktur kromosom, seperti yang dijelaskan dalam peristiwa pautan dan pindahan silang. Sifat fenotip lain yang lebih memperjelas tentang hal ini adalah jenis kelamin serta sifat – sifat yang terpaut pada jenis kelamin organisme. 

Sejak awal kita mengetahui adanya susunan kromosom yang sama antara individu jantan dan betina. Hampir semua kromosom mereka sama dalam jumlah dan macamnya. Kromosom yang sama pada individu disebut otosom. Namun pada spesies tertentu satu atau dua kromosom berbeda dalam jumlah atau macamnya antara individu jantan dan betina, yang disebut kromosom seks.

  • Penentuan Jenis Kelamin 

Hewan percobaan yang sering digunakan untuk keperluan penentuan jenis kelamin (dan juga pautan seks) adalah lalat buah Drosophila melanogaster. Kromosom yang terdapat dalam sel kelenjar ludah lalat ini berukuran raksasa (dalam ukuran sel), lebih kurang 100 x ukuran kromosom sel biasa, sehingga dapat diamati di bawah mikroskop cahaya dengan jelas, dan jumlahnya tidak banyak. 

Pemeriksaan struktur kromosom lalat ini dalam jumlah yang cukup besar, menunjukan bahwa antara jantan dan betina terdapat perbedaan kromosom tertentu. Dalam semua sel terdapat pasangan – pasangan kromosom (homolog), tetapi selalu terdapat satu pasang kromosomseks atau heterosom, sedang semua kromosom homolog yang lain disebut otosom. 

Drosophila memiliki empat pasang kromosom. Tiga pasang tampak identik baik pada lalat jantan maupun lalat betina, sedang pasangan lainya pada lalat betina tampak identik (sama bentuk) tetapi tampak berbeda pada lalat jantan. Kromosom ini diberi symbol kromosom X dan Y (♂) dan kromosom seks betina X dan X (♀).

Pola - Pola Hereditas Pautan dan Penentuan Jenis Kelamin

Karakteristik genotip seks demikian terdapat tidak hanya pada lalat buah saja, tetapi juga pada hewan – hewan lain termasuk manusia, dengan perkecualian pada burung (termasuk unggas lain), kupu – kupu dan ngengat genotip seksnya terbalik : ZW dan jantan ZZ. 

Beberapa insekta lain seperti belalang misalnya, kromosom Y mungkin tidak ada sehingga jantan bergenotip XO, sedangkan betinanya bergenotip XX. 

Pola - Pola Hereditas Pautan dan Penentuan Jenis Kelamin

Wanita hanya menghasilkan satu macam gamet X, sedang pria menghasilkan gamet X dan Y. Jika gamet (sperma) X membuahi ovum (x) akan terjadi zigot yang mengandung kromosom seks XX, maka lahirlah bayi perempuan. Jika sperma Y yang membuahi ovum, akan terjadi zigot yang berkromosom seks XY, dan lahirlah anak laki – laki. 

Pertanyaan yang semula menggangu para pakar untuk dijawab adalah kromosom seks yang mana sebetulnya yang membawa instruksi tentang jenis kelamin ini? Baru menjelang akhir tahun 1987 para peneliti dapat menunjukan secara tepat lokasi gen pemegang peranan pada manusia dan mamalia. Ternyata gen ini terletak pada kromosom Y yang mensintesis protein khusus yang disebut factor penentu testis (FPT) yang menentukan jenis kelamin. 

Hingga pecan ke-6 atau ke-7 kehamilan, janin manusia belum “ada urusan” apakah akan jadi bayi laki atau perempuan. Dengan ada atau tak adanya FPT produk gen memerintahkan apakah janin akan mengembangkan ovarium atau testis. Dari sinilah dimulai jalur pemisah jenis kelamin. 

Sekali telah ditentukan “pilihan” pengembangan, ovarium atau testis menggetahkan hormon yang merangsang pertumbuhan sifat – sifat jantan atau wanita. Sampai di sini kita dapat mengatakan, jenis kelamin terutama ditentukan oleh komposisi kromosom seks. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel