Pautan dan Pindah Silang Fertilisasi Tanpa dan Didahului Pindah Silang

Pautan dan Pindah Silang Fertilisasi Tanpa dan Didahului Pindah Silang - Para peneliti menemukan bahwa ada beberapa sifat fenotip selalu terpisah bersama – sama pada waktu pembelahan reduksi. Jadi tidak semua gen memisah secara bebas, melainkan cenderung selalu bersama – sama atau berpautan satu dengan lainya. Peristiwa demikian disebut pautan. 

Menurut para ahli genetika, bila gen – gen yang mengendalikan dua sifat beda bertempat dalam kromosom yang sama, maka gen – gen itu tidak dapat memisahkan diri secara bebas. 

Lebih – lebih gen yang berhimpit atau berdekatan lokusnya, cenderung selalu memisah bersama – sama. Jumlah pautan ini sesuai dengan jumlah pasangan kromosom dan panjangnya kromosom. Hal ini makin memperkuat bukti bahwa gen sebagai pembawa sifat benar – benar berada dalam kromosom. 

Peristiwa pautan ini juga merupakan salah satu sebab penyimpangan perbandingan pada keturunan. Makin panjang kromosom, makin banyak gen yang dikandungnya, makin besar pula kemungkinan terjadinya pautan, ini berakibat makin besarnya keanekaragaman sifat individu. 

Berbeda dengan peristiwa pautan, peristiwa pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran segmen (bagian kromatid) yang berpasangan antara kromosom homolog, dan menghasilkan kombinasi baru dari sifat tetuanya. 

Para ilmuwan genetika menemukan dalam penelitianya bahwa pindah silang dapat merusak pautan gen pada titik masa saja sepanjang kromosom. Besarnya kemungkinan pindah silang dan rekombinasi yang bias terjadi pada titik mana saja antara dua gen, berbanding lurus dengan jarak pada kromosom yang memisahkan mereka. 

Umpamakanlah dua gen A dan B berjarak dua kali jauhnya dari jarak gen C dan D, maka frekuensi pindah silang untuk memisahkan pautan antara A dan B dua kali lebih besar daripada C dan D. Dua gen yang secara fisik terletak berdekatan dalam satu kromosom hamper selalu bersama – sama terdapat dalam satu gamet, karena mereka berpautan amat dekat. Sedang dua gen yang relative berjauhan cenderung untuk berpindah silang dan melakukan rekombinasi dibanding dengan dua gen yang berpautan. 

Untuk memahami peristiwa pindah silang ini pelajarilah diagram berikut ini. Bandingkanlah pembelahan reduksi (meiosis) tanpa pindah silang dengan meiosis pindah silang dan bila ada pautan. Spesimen yang digunakan adalah lala buah jantan berbadan abu – abu bersayap panjang heterozigot (GgLI) dan betina berbadan hitam bersayap pendek homozigot (ggll). 

a. Jika 4 alela terletak pada pasangan kromosom berbeda 

Tetua: Badan abu – abu sayap panjang>< badan hitam sayap pendek

Genotip: GgLI (heterozigot)><ggll (homozigot)

Meiosis

Gamet (n) dan fertilisasi acak 

Pautan dan Pindah Silang Fertilisasi Tanpa dan Didahului Pindah Silang

Fenotip keturunan: abu - abu sayap panjang: abu – abu sayap pendek: hitam sayap panjang: hitam sayap pendek =1:1:1:1

Dalam suatu eksperimen diperoleh keturunan sebagai berikut. 

   Fenotip tetua berbadan abu – abu sayap panjang: 965

                                      Berbadan hitam sayap pendek: 944

Fenotip rekombinan berbadan hitam sayap panjang: 206

Berbadan abu – abu sayap pendek: 185

Hasil diatas menunjukan bahwa gen – gen yang mengontrol warna badan dan panjangnya sayap berpautan. Ingat pada persilangan dihibrida antara F₁ heterozigot dengan homozigot resesif menghasilkan perbandingan 1 : 1 : 1 jika gen – gen terletak pada kromosom yang berbeda dan mengalami pemisahan secara acak. Menggunakan angka – angka hasil eksperimen di atas para ahli merumuskan harga frekuensi rekombinasi (FR) sebagai berikut. 

Frekuensi (FR) =

Pautan dan Pindah Silang Fertilisasi Tanpa dan Didahului Pindah Silang

Harga ini menunjukan jumlah pindah silang yang terjadi selama pembentukan gamet (meiosis). Orang lain menyebut frekuensi rekombinasi (FR) juga sebagai nilai pindah silang (NP). 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel