Platyhelminthes Platy (Pipih) Helminthes (Cacing) Macam - Macam Kelas Cacing Pipih

Platyhelminthes Platy (Pipih) Helminthes (Cacing) Macam - Macam Kelas Cacing Pipih - Cacing pipih adalah binatang tripoblastik artinya sudah mempunyai ektoderm, mesoderm dan endoderm, dan belum mempunyai rongga tubuh (Selom), dengan kata lain cacing pipih termasuk bintang tripoblastik aselomata.

Bentuknya pipih yang hidup bebas banyak ditemukan di laut, beberapa jenis hidup di air tawar, dan ditempat - tempat yang lembab, tubuhnya lunak dan epidermisnya mempunyai silia. Cacing yang hidup sebagai parasit mempunyai lapisan kutikula, silia hilang jika sudah dewasa, mempunyai alat pengisap dan mungkin ada  kait untuk  menempel.

Saluran pencernaan makananya, jika ada, belum sempurna, yaitu hanya mempunyai mulut tanpa anus, ususnya  bercabang - cabang. Di bawah ini gambar beberapa jenis cacing  pipih Coba amati apa persamaan dan perbedaanya.

Platyhelminthes Platy (Pipih) Helminthes (Cacing) Macam - Macam Kelas Cacing Pipih
Untuk mempelajari cacing pipih sebaiknya kamu mencoba mengumpulkan dan mengawetkanya. Jika di daerahnya masih ada perairan yang jernih dan belum tercemar seperti di sawah atau sungai kamu dapat Planaria di bawah daun - daun tumbuhan air atau pada batu - batu.

Bipalium dapat ditemukan di tempat - tempat yang lembab, di bawah lumut atau pada tumbuhan dan hanya ke luar pada malam hari. Jika kamu berada di dekat pantai, kamu dapat menemukan macam - macam cacing pipih yang hidup sebagai parasit kadang - kadang dapat dikumpulkan dari rumah potonh hewan, misalnya cacing hati dan sejenis cacing pita.

Cacing pita dan cacing hati dapat diawetkan dalam alkohol 70 persen atau formalin 5 persen, sedang planaria sebaiknya diamati selagi masih hidup. Planaria dapat juga dipakai percobaan untuk melihat daya regenerasinya. Potonglah tubuh planaria memanjang dan membujur. Biarkan di air yang jernih dan amati daya regenerasinya. Planaria ukuranya kira - kira setengah hingga satu sentimeter sedangkan Bipalium ada yang mencapai 60 cm.

Cacing pipih dibagi menjadi tiga kelas yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestoda. Cacing pipih termasuk Turbellaria hidupnya bebas, sedangkan yang termasuk Trematofa dan Cestoda semuanya hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Contoh parasit yang termasuk Trematoda antara lain Fasciola hepatica, Chlonorchis sinensis dan Schitosoma Japonicum. Contoh parasit yang termasuk Cestoda adalah berbagai jenis cacing pita antara lain Taenia Solium. Taenia Saginata, Dibothriocephalus latus dan Echinococcus granulosis.

Fasciola hepatica biasa disebut cacing hati yang hidup pada saluran empedu pada hati ternak seperti kambing, biri - biri, kerbau dan sapi, jarang terdapat pada manusia. Cacing dewasa bentuknya seperti daun dengan panjang 2,5 - 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Dibagian depan tubuhnya terdapat mulut yang dikelilingi alat pengisap. Sebuah alat pengisap lagi terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut.

Reproduksi dan daur hidup Fasciola hepatica adalah sebagai berikut .

Cacing dewasa adalah hermaprodit, berkembang biak secara seksual dengan pembuahan silang atau pembuahan sendiri. Embrio berkembang di dalam uterus, satu cacing dewasa dapat menghasilkan kurang lebih 500.000 larva, embrio dapat dilepaskan dan dapat keluar tubuh ternak melalui saluran empedu dan usus.

Embrio yang keluar bersama kotoran dan pada tempat yang basah akan tumbuh menjadi larva yang bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium masuk tubuh siput Lymnea dan tumbuh menjadi sporokista. Sporokista secara partegonis menghasilkan redia.

Redia secara pateogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria meninggalkan tubuh sput, menempel pada rumpur sekitar kolam atau sawah dan berubah menjadi metaserkaria. Metaserkaria dapat termakan oleh ternak dan berkembang menjadi cacing muda selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai lagi daur hidupnya.

Schistosoma japonicum disebut cacing darah. Menurut literatur cacing ini terdapat pula di Sulawesi. Cacing ini hidup sebagai parasit pada manusia, kucing anjing, binatang mengerat, babi, biri - biri dan sapi. Cacing dewasa hidup pada pembuluh balik (vena) perut. Jenis kelamin terpisah dan bentuknya berbeda. Yang jantan tubuhnya lebar dengan panjang 9 - 22 mm dan melipat atau menggulung menutupi tubuh betina yang ramping dengan ukuran 14 - 26 mm.

Bertelur pada pembuluh vena dan dapat bermigrasi ke rektum atau poros usus dan kekantung air seni, selanjutnya telur keluar melalui feses atau air kencing. Telur berkembang menjadi mirasidium yang dapat masuk ke berbagai jenis siput, bercabang dapat menmbus kulit atau terminum masuk tubuh manusia dan dewasa pada pembuluh vena menyebabkan penyakit Schistosomiasis.

Diseluruh dunia jutaan orang yang berpenyakit Schistosomiasis terutama di Afrika dan Asia.  Tubuh penderita membentuk antibodi karena ada telur - telur cacing yang sangat banyak. Schistosomiasis dapat menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kandung kecing dan ginjal

Chlonorchis sinenis disebut cacing hati manusia. Berkembang biak seperti pada Fasciola, serkaria masuk daing ikan. Coba jelaskan apa akibatnya jika kita makan daging ikan yang kurang matang yang terinfeksi serkaria cacing ini. Cacing ini terdapat di Cina, Jepang, Vietnam dan pulau yang berdekatan.

Setelah kamu mempelajari daur Fasciola dan Schistosoma, coba diskusikan bagaimana agar ternak untuk fasciola dan manusia Schistosoma tidak tertular, dan bagaimana cara pemberantasanya. Taenia Solium adalah salah satu contoh cacing pita, hidupnya pada usus halus manusia. Cacing ini bentuknya seperti pita, tidak mempunyai saluran pencernaan makanan, tetapi memperoleh makanan dengan menyerap zat makanan yang telah dicerna melalui dinding tubuhnya.

Cacing dewasa terdiri dari kepala atau skoleks yang ukuranya kurang lebih satu milimeter, "leher: dan ratusan "ruas" atau proglotid yang tumbuh dari leher yang ukuranya makin besar dan makin dewasa ke arah belakang.

Pada skoleks terdapat kait - kait dan buah pengesap untuk melekat pada dinding usus. Tiap "ruas" atau proglotid sesungguhnya bukan ruas tetapi merupakan satu individu yang didalamnya terdapat alat kelamin jantan dan betina atau hermaprodit, sedangkan alat ekskresi dan sistem saraf menjadi satu kesatuan untuk seluruh ruas. Panjang cacing pita antara 2 - 3 m.

Reproduksi dan daur hidup dimulai dari terlepasnya proglotid tua bersama feses keluar tubuh manusia. Tiap ruas berisi ribuan telur yang telah dibuahi. Ruas tua hancur dan telur yang telah dibuahi tersebut dapat tersebar di mana - mana. Zigot terus berkembang membentuk larva onosfer di dalam kulit telur.

Jika telur termakan babi, kulit telur dicerna dalam usus, dan larva onkosfer menembus masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limfa dan akhirnya sampai di otot lurik. Di otot larva onkosfer berubah menjadi kista yang terus membesar membentuk cacing gelembung atau sisteserkus.

Pada dinding siteserkus berkembang skoleks. Jika seseorang makan daging tersebut yang kurang masak kemungkinan sisteserkus masih hidup. Di dalam  usus skoleks akan keluar dan menempel pada dinding usus sedang bagian gelembungnya akan dicerna. Dari "leher" kemudian akan tumbuh proglotid - proglotid dan selanjutnya proglotid tua akan menghasilkan telur yang telah dibuahi.

Taenia saginata daur hidupnya seperti pada Taenia Solium, tetapi sisteserkus terdapat pada daging sapi dan yang dewasa hidup parastitik pada usus manusia. Selain itu, Taenia Saginata skoleksnya tidak mempunyai kait - kait. Atas dasar daur hidup Taenia salium, coba jelaskan bagaimana daru hidup Taenia saginata! Taenia saginata lebih mudah diberantas daripada Taenia solium, mengapa?

Lebih dari 1500 spesies cacing pita hidup pada berbagai jenis vertebrata mulai dai ikan sampai mamalia. Fase dewasa dari tiap jenis cacing pita biasanya hidup pada inang teraahir yang memangsa inang perantara yang terinfeksi larva atau cacing gelembung. 

Tidak semua jenis cacing pita berbahaya, tetapi banyak yang menyebabkan gejala yang serius menyebabkan kemunduran kesehatan.  Infeksi cacing pada manusia dapat berkurang apabila kita telah mengetahui cara memutus daur hidupnya, gejala - gejala orang yang terinfeksi, dan cara mengontrol daging yang baik.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel